Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Tabalong sukses menekuni bisnis kerajinan clay (Klei). Berawal dari kegemarannya akan kerajinan tangan, usahanya kini tidak hanya menyarai warga lokal saja, namun juga customer mancanegara. Karena hal tersebut, dalam sebulan ia pun mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah.
Berawal dari kegemarannya melihat benda-benda mungil dan lucu, membawa seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Tabalong, Dian Kusumaningsih, mengembangkan usaha di bidang kerajinan clay (klei). Ia mulai menggeluti usaha clay ini sejak tahun 2014 lalu. Berbekal ilmu dari sosial media dan tutorial YouTube, Dian mampu mengembangkan skill yang ia miliki dalam menciptakan berbagai karakter dari clay.
Karakter yang ia buat pun beragam, mulai dari boneka, karakter kartun, hewan, tanaman, maupun berbagai karakter custom lainnya. Melalui akun sosial media Facebook dan Instagram, Dian berhasil memasarkan bisnis kerajinan claynya hingga ke mancanegara. Mulai dari negara Asia seperti Filipina dan juga Hongkong, hingga merambah ke wilayah Amerika hingga Australia.
Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari 25 ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Harga tersebut pun dipatok berdasarkan tingkat kerumitan pembuatannya. Dengan modal sekitar 700 ribu rupiah di awal usahanya, Dian Kusumaningsih kini mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah perbulan.
“Kalau perbulan ya rata-rata saat ini itu 10 sampai 15 juta. Itu misalnya local ya, tapi kalau ada tambahan dari luar, nah kalau diluar itu kan banyak dia langsung order, itu rata-rata paling minim orang luar itu total rupiahnya 9 jutaan sendiri. Jadi pernah satu customer itu 1.400 pcs itu dia totalnya orderannya 3.300 dollar itu kalau di rupiah itu ya setara dengan 48 juta lah,” ujar Dian Kusumaningsih, resin dan clay crafter.
Kerajinan clay yang Dian buat sendiri berbahan utama dari clay instan yang terbuat dari air dry clay. Namun, clay sendiri umumnya bisa terbuat dari tanah liat, tepung, bubur koran, hingga sabun mandi.
Maria Ulfah, TV Tabalong.
