Kenaikan harga komoditas beras menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalsel dan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalsel. Terlebih saat ini, salah satu penyebab kenaikan harga beras dikarenakan adanya curah hujan tinggi yang melanda sehingga para petani di sejumlah kabupaten di Kalsel tidak bisa melakukan tanam.
Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman saat sambutan pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi Bulanan Tanaman Pangan dan Hortikultura se Kalimantan Selatan pada Jum’at, 3 Maret 2023, di Gedung Informasi Tanjung.
Syamsir menjelaskan bahwa saat ini para petani di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Kalsel tidak bisa melakukan tanam padi karena lahan terendam banjir akibat curah hujan tinggi.
Untuk itu, ia meminta seluruh kabupaten/kota yang hadir untuk bisa berkoordinasi dengan SKPD lainnya, seperti Dinas PUPR di wilayahnya masing-masing mengenai infrastruktur. Hal tersebut dilakukan agar petani di Kalsel masih bisa terus berproduksi meskipun mengalami bencana banjir.
“Sektor pertanian tidak bisa bergerak sendiri pada saat kondisi banjir seperti ini. Bapak harus berkoordinasi dengan PU, PU pengairan dimana yang perlu dikeruk arealnya kemudian saluran-saluran dibersihkan. Kalau semuanya masuk ke pertanian, tidak akan mampu kita, jadi harus ada regulasinya dari hulu sampai ke hilir,” kata Syamsir.
Selain itu, dalam Rakor ini juga disampaikan sejumlah potensi panen padi di bulan Januari hingga April tahun 2023 di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalsel, dengan luas lahan mencapai 66 ribu hektar dan dengan hasil produksi beras sebanyak 220 ribu ton.
Nova Arianti, TV Tabalong