Tingginya risiko gagal panen padi disaat musim kemarau membuat sejumlah petani padi di Tabalong beralih ke tanaman hortikultura dan palawija. Pasalnya, tanaman tersebut dinilai tidak terlalu membutuhkan banyak air.
Memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2023, sejumlah petani yang ada di Kecamatan Tanta memilih untuk tidak bercocok tanam padi. Hal ini diakui Husni, petani asal Desa Murung Baru Kecamatan Tanta, saat ditemui Rabu, 1 Agustus 2023.
Husni menjelaskan persawahan yang ada di wilayahnya tidak memungkinkan untuk ditanam padi karena mengalami kekeringan. Selain itu, menurutnya serangan hama yang rentan terjadi di musim kemarau juga menjadi alasan masyarakat untuk tidak menanam padi.
Untuk memanfaatkan lahan yang ada, Husni sementara beralih menanam tanaman hortikultura dan palawija, seperti cabai, terong, tomat, dan jagung.
“Biasanya kan musim tanam itu Oktober – Maret, nah setelah itu kan ada istirahat jadi kami petani ini berpindah ke ladang, ke ladang itu kan menanam horti,” ujar Husni, Kelompok Tani Harapan Baru Desa Murung Baru Kecamatan Tanta.
Hal serupa turut dilakukan Sri Wati, petani asal Desa Puain Kanan Kecamatan Tanta. Sri menjelaskan selama musim kemarau, ia juga lebih memilih menanam berbagai produk hortikultura.
“Kalau petani saat ini belum bisa, biasanya musim tanamnya itu mulai bulan Oktober jadi kalau bulan kemarau ini kita istirahat dulu, paling ke kebun atau bertanam tanaman hortikultura saja,” ujar Sri Wati, anggota Kelompok Wanita Tani Desa Puain Kanan Kecamatan Tanta.
Para petani berharap agar pemerintah dapat membangun embung untuk pengairan sawah di wilayah Kecamatan Tanta, sehingga petani dapat bercocok tanam di musim kemarau.
Para petani juga menyebut penanaman padi saat musim kemarau bisa saja dilakukan asalkan dilakukan serempak oleh petani di wilayah Tanta. Pasalnya, penanaman padi serempak dapat mengantisipasi hama padi.
(Maria Ulfah, TV Tabalong)
Redaktur: Rais
Uploader: Rulyandi