Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Banua Lawas menggelar Field Day panen kembang kol, di Lahan Kaji Tetap Budidaya Kembang Kol BPP Banua Lawas seluas setengah hektar, pada 1 September 2022. Kegiatan ini diikuti Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, beserta jajaran dan beberapa petani yang ada di Kecamatan Banua Lawas dan sekitarnya.
Kegiatan panen ini merupakan yang ketujuh kalinya dilakukan. Dari panen pertama hingga ke enam, budidaya kembang kol ini menghasilkan panen hingga 150 kilogram, dengan harga jual 25 ribu per kilogram.
Budidaya kembang kol di BPP Banua Lawas dinilai cukup berhasil. Hal ini terlihat dari tingkat kematangan hingga berat yang ideal dari kembang kol tersebut.
“Alhamdulillah ini menginjak panen ke enam, alhamdulillah untuk panen sendiri kami nilai bagus, jadi rata-rata satu biji kembang kol tu, rata-rata nya sekitar 0,8 tapi kalau kita lihat kadang ada yang 1,2-1,3, tapi minimal 0,7 kilo,” tutur Koordinator BPP Banua Lawas, Yuli Permana.
Disamping itu, Kepala DKP2TPH Tabalong, Muhammad Mugeni, mengharapkan agar para petani di wilayah selatan tidak hanya mengembangkan kembang kol saja, namun ia juga berkeinginan adanya supradin yang menjadi unggulan, seperti kelapa salak dan ikan maupun ternak itik.
“Kalau didaerah atas itu ada supradinnya karet dengan padi gunung, nah di daerah selatan ini kami pingin supradinnya adalah kelapa nyiur, kelapa salak dengan ikan atau itik pak, jadi sama seperti ini, surjan, pakai galangan, tapi mungkin galangannya lebih lebar, jadi di galangan itu nyiur, kemudian di paritnya ini ikan lokal pak, papuyu, haruan, dan ini pada tahun 2023 Insha’Allah jirak sudah menyiapkan demplot 1 hektar untuk itu,” kata Mugeni.
Budidaya kembang kol di BPP Banua Lawas menggunakan sistem surjan. Hal ini dikarenakan ingin mengurangi kegagalan panen akibat banjir, sehingga dengan sistem surjan ini juga dapat dilakukan 2 budidaya, tidak hanya kembang kol, namun juga dapat ditanami hortikultura atau padi sawah.
Muhammad Ariadi, TV Tabalong