Meski hanya bersifat pekerjaan sampingan, nyatanya berkebun durian dapat menghasilkan puluhan juta rupiah. Hal tersebut diutarakan Haji Ayyit, pemilik kebun durian di Desa Bintang Ara Kecamatan Bintang aqra, Kabupaten tabqalong.
Berkebun durian bisa dibilang susah-susah gampang, selain jarak panen yang cukup lama bekisar setahun atau lebih, tanaman durian membutuhkan waktu 8 hingga 10 tahun sejak penananaman, hingga dapat menghasilkan buah.
Salah seorang pemilik kebun durian di Desa Bintang Ara Kecamatan Bintang aqra, Haji aqyyit turut membagikan kisahnya. Ia mengaku, menanam durian hanya perlu perawatan yang tepat, dan tidak memerlukan waktu khusus. Kebun durian yang dimilikinya sendiri merupakan warisan dari orang tua, yang dirawatnya dalam 10 tahun terakhir bersama keluarganya. Di kebunnya ini, Haji Ayyit memiliki 10 pohon buah durian siap panen, dengan kisaran hasil buah seribu biji perpohon.
Haji Ayyit menuturkan, berjualan durian bukanlah pekerjaan utamanya, melainkan hanya pekerjaan tambahan saat musim durian tiba. Namun jangan salah, meski merupakan pekerjaan tambahan, ia dapat menghasilkan puluhan juta rupiah setiap kali musim durian, yang berselang kurang lebih dalam 3 bulan.
“kalo selama musim durian ini, musim durianlah sampai habis buah itu sampai ay 50 sampai 60 juta” ujarnya.
Pembeli buah durian Haji Ayyit, yang merupakan warga Pembataan Oca mengaku sering kali membeli langsung durian ke Bintang Ara. Menurutnya dengan membeli langsung ke pemilik kebun, buah yang dibeli dapat dipastikan matang dengan sempurna, atau istilah dari warga lokal lampini.
“Mun bacari ke kada tahu kami lampini apa kada amun disinikan nyata sudah di jamin” katanya.
Oca menambahkan, selain dapat mengetahui kematangan yang tepat, jika membeli langsung ke pemilik kebun ia dapat mencicipi langsung durian secara gratis, sehingga banyak sensasi dan keuntungan yang bisa didapat.
Gazali Rahman, TV Tabalong