Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Tabalong meminta seluruh stakeholder untuk selalu mengambil peran dalam menangani serta mencegah permasalahan stunting di Tabalong, meskipun saat ini kasus stunting di Tabalong terus mengalami tren penurunan.
Hal tersebut disampaikan Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Tabalong sekaligus Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tabalong, Fitri Hernadi, saat diwawancarai usai memberikan arahan kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan Diseminasi Hasil Audit Kasus Stunting Siklus Kedua, pada Kamis, 31 November 2024, di Aston Tanjung City Hotel, Mabu’un.
Fitri Hernadi menyoroti hasil Audit Kasus Stunting Siklus Kedua tahun 2024, di mana terdapat 50 kasus stunting yang menjadi perhatian seluruh pihak.
Ia pun mengharapkan agar permasalahan tersebut segera ditangani sehingga tidak menimbulkan potensi stunting lainnya.
“Alhamdulillah, ya, memang angkanya bagi kita tidak besar, tetapi itu berpotensi akan membesar kalau tidak punya perhatian. Saat ini Pemerintah Kabupaten Tabalong beserta seluruh stakeholder, termasuk masyarakat, pemerintah desa, dan perusahaan, punya peran yang besar, saling bersinergi supaya anak-anak stunting ini punya masa depan yang lebih cerah. Kita punya perhatian dengan diberikan berbagai program,” ujar Fitri Hernadi, Pj Sekda Tabalong.
Pj Sekda pun menyampaikan bahwa saat ini Kabupaten Tabalong diapresiasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai kabupaten yang memiliki inovasi terbanyak untuk mengatasi stunting.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Tabalong tercatat sebesar 18,1 persen, turun sebesar 1,6 persen dari angka 19,7 persen pada tahun 2022 menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
Hasil ini menunjukkan bahwa Kabupaten Tabalong secara konsisten mengalami penurunan prevalensi stunting sejak tahun 2019.
(Nova Arianti/TV Tabalong)