Beginilah kondisi jembatan penghubung RT 2 dan RT 3 Desa Santuun, Kecamatan Muaya Uya, terpantau pada Minggu 4 September 2022. Jembatan yang sebelumnya ambruk pada 31 Juli lalu ini, diperbaiki masyarakat secara bergotong-royong menggunakan batang pohon kelapa, dan papan tebal sebagai lantainya. Perbaikan cepat tersebut guna mempermudah akses anak-anak bersekolah, dan lalu lintas kendaraan roda dua.
Kemudian pada pertengahan Agustus 2022, Dinas PUPR Kabupaten Tabalong selesai melakukan perbaikan menggunakan kayu ulin, dan memasang tiang pancang bawah jembatan. Perbaikan dilakukan hanya sepanjang 7 meter atau pada ruas yang ambruk, sedangkan rehab total jembatan merupakan kewenangan Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan.
Warga RT 3 Desa Santuun, Saini Kadri menilai, jembatan masih rawan dilewati kendaraan roda empat bermuatan berat meski sudah diperbaiki, pasalnya hanya mampu menahan beban maksimal 2 ton. Ia pun berharap, agar keseluruhan jembatan segera diperbaiki, karena merupakan akses satu-satunya bagi warga RT 3, 4, dan 5 menuju ke Muara Uya.
“Kondisinya pada saat ini pak ai memang rawan dan ngeri istilahnya, mutur ferry .agak bergelombang kaitu lah. Kada wani mutur truk masuk, kada kawa. Harapan kami kedepan ya sesuai dengan program pemerintah istilahnya yang telah ditentukan tahun depan dilaksanakan, itulah harapan kami,” ungkap Saini Kadri.
Warga RT 2 Desa Santuun, Aryono mengatakan, para warga sepakat memasang portal pembatas tinggi kendaraan, untuk mengantisipasi angkutan berlebih melintas dan bersama-sama menjaga kondisi jembatan. Ia juga berharap, perbaikan kedepan yang dilakukan pemerintah ialah mengganti jembatan menjadi permanen.
“Sudah kawa untuk mobil roda 4, kalo roda 6 kada bisa, khususnya truk kada bisa, dikasih portal. Setelah itu kalonya bisa dibaiki ai biar diganti yang permanen kaitu nah, biar kadada korban lagi.” tutur Aryo.
Aryono bermukim tak jauh dari jembatan, ia pun menceritakan, sebelumnya sudah ada tanda-tanda ketika jembatan akan ambruk, mengingat kondisinya termakan usia karena berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Berdasarkan cerita turun temurun, jembatan buatan belanda ialah berbahan besi, sedangkan di kedua sisinya yang berbahan kayu dibangun Pemerintah Republik Indonesia. Jembatan kayu ini berfungsi menambah panjang jembatan, karena sungai terus melebar akibat pengikisan tanah.
Alfi Syahrin, TV Tabalong