Selama bulan Ramadan, ada beragam kuliner lezat yang bisa kita pilih untuk menu berbuka puasa. Masing-masing wilayah di Tabalong pun memiliki kuliner khas sendiri, tak terkecuali di banua lawas. Salah satu kuliner khas yang hanya ada di bulan Ramadan ialah Wadai Alua.
Inilah Wadai Alua, wadai khas Desa Sei Anyar Kecamatan Banua Lawas produksi Hajjah Baidah yang menjadi sahabat manis untuk menemani berbuka puasa.
Wadai yang berbahan utama telur itik dan tepung ini hanya diproduksi selama bulan Ramadan saja.
Tak heran jika Alua menjadi salah satu makanan khas yang banyak diburu masyarakat wilayah selatan Tabalong selama Ramadan.
Dimasak dengan cara dibakar diatas arang membuat cita rasa Wadai Alua semakin khas.
Wadai Alua dimakan dengan kuah gula, rasa manis kuahnya akan berpadu dengan kelembutan kue.
Cita rasa inilah yang membuat Alua sangat digemari masyarakat untuk dikonsumsi sewaktu berbuka puasa.
Menariknya, resep Alua sendiri merupakan warisan turun temurun yang sudah ada sejak tahun 80an.
“Mulai orang tua bahari meulah wadai jadi kita menjual kepasar apalagi pasar romadhan tuh rame bejual Wadai Alua nih kadang sehari tuh bisa 1.000 biji habis” ujar Hj. Baidah, Pembuat Wadai Alua.
Penggemar Wadai Alua tidak hanya datang dari berbagai wilayah di Tabalong, tak jarang Wadai Alua dipesan oleh masyarakat dari kabupaten tetangga hingga Banjarmasin.
Dalam sehari selama bulan suci Ramadan, Hajjah Baidah mampu memproduksi 1000 hingga 1500 biji Wadai Alua.
Wadai Alua dijual seharga Rp1.500 per bijinya.
Wadai inipun diklaim mampu bertahan hingga 2 hari.
Tidak hanya di bulan Ramadan, Wadai Alua juga bisa dinikmati dihari biasa, namun diwaktu ini Wadai Alua hanya diproduksi berdasarkan pesanan.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)