TV Tabalong – Panitia pelaksana Kongres Borneo Raya, melakukan pertemuan dengan pemerintah Kabupaten Tabalong, pada Kamis 14 April 2022, di Aula Tanjung Puri Setda Tabalong. Kedatangan panlak Kongres Borneo Raya ini untuk menyampaikan rencana simposium KBR yang akan dilaksanakan di Kabupaten Tabalong pada bulan Juli mendatang.
Isu yang menjadi pembahasan dalam simposium KBR nantinya, yakni adanya perpindahan IKN ke Kalimantan. Sehingga dalam kegiatan tersebut, KBR dapat menggali peran serta atau keinginan masyarakat Kalimantan ke depannya dengan keberadaan IKN.
Sekretaris Kongres Borneo Raya, Sri Naida menjelaskan, rencana dipilihnya Tabalong sebagai tuan rumah pelaksanaan simposium, dikarenakan Tabalong merupakan pintu gerbang utama menuju Penajam Paser Utara, serta ada beberapa pertimbangan yang menjadikan Tabalong sebagai wilayah yang potensial untuk dijadikan sebagai tuan rumah pelaksanaan simposium KBR.
“karena Kabupaten Tabalong inikan pintu gerbang utama mengarah ke Penajam karena yang paling maju itu di sini. Bandara kita punya, SDM kita punya, perusahaan pabrik semua kita punya dan disini juga multi etnis sangat rukun sangat bersama-sama Bahasa kita kan gawi sabumi, sehingga Tanjung ini mercusuar pembangunan sehingga kita berharap siap menerima kegiatan secara internasional” Kata Sri Naida
Rencana pelaksanaan simposium di Tabalong, mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten Tabalong. Bupati Tabalong Anang Syakfiani menyampaikan, pemerintah daerah siap untuk menyediakan fasilitas pemda sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan tersebut. Selain itu pemda juga siap untuk menyiapkan para peserta kegiatan apabila diperlukan oleh panlak KBR.
“prinsip nya 2 hal yang kami sampaikan tadi kami akan siapkan fasilitas pemda kami akan hadirkan orang-orang stakeholder yang menurut panitia harus kita hadirkan dalam symposium kongres Borneo Raya ini” Kata Bupati Anang
Rencanya kegiatan simposium tidak hanya dilakukan di Tabalong saja, namun juga di provinsi kalimantan lainnya. Rencana simposium nantinya akan menghadirkan ratusan orang peserta, baik dari lokal kalimatan, hingga peserta internasional. Pasalnya menurut data dari kbr, banyak orang asli Kalimantan yang tinggal di luar negeri. (Nova Arianti).
