Kalimantan Selatan memiliki banyak permainan tradisional, salah satunya adalah Balogo. Namun, tahukah Anda bahwa membuat logo membutuhkan keahlian dan ketelitian? Lantas, seperti apa teknik membuat logo? Berikut informasinya untuk Anda.
Inilah Balogo, salah satu permainan tradisional Kalimantan Selatan yang semakin eksis di Kabupaten Tabalong.
Balogo yang diambil dari kata “logo” atau alat permainan yang terbuat dari tempurung kelapa ini umumnya dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa baik secara beregu maupun perorangan.
Balogo dimainkan dengan cara memukul logo menggunakan stik atau campa yang diarahkan ke logo lawan hingga roboh.
Nah, kali ini kami akan menunjukkan kepada pemirsa bagaimana membuat logo.
Di tangan Rusdi, atau akrab disapa Kai Rusdi, tempurung kelapa disulap menjadi logo.
Umumnya, logo terbuat dari tempurung kelapa yang dilapis dua.
Untuk membuatnya, adalah memilah tempurung kelapa yang memiliki kualitas baik.
Tempurung tersebut dipotong berbentuk segienam.
Selanjutnya, dipress di atas api agar dihasilkan tempurung berbentuk datar.
Tempurung yang sudah berbentuk datar tersebut, kemudian disalah satu sisinya diisi karet dan timah agar logo tidak mudah pecah dan memiliki titik berat.
Selanjutnya, tempurung tersebut disatukan menggunakan perekat dan kembali dipress.
Tempurung yang sudah menyatu kemudian dipotong menyesuaikan ukuran dan kebutuhan.
Tahap terakhir adalah proses finishing berupa penghalusan permukaan hingga pemasangan aksesoris berupa alat pembidik atau yang biasa disebut “pisiran”.
Menurut pria yang telah menjadi pengrajin logo sejak tahun 2023 lalu ini, dari beberapa tahapan tersebut, terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil yang cantik dan nyaman dimainkan.
“Yang pertama, logonya supaya bagus tempurungnya, tempurungnya ya supaya kelihatan motifnya warnanya. Yang kedua, supaya nyaman dipakai logonya. Peletakan timahnya yang di dalamnya itu, malnya harus seimbang kiri kanan harus sama.” ujar Kai Rusdi, Pengrajin Logo.
Dalam sehari, Kai Rusdi rata-rata mampu membuat 3 hingga 6 buah logo.
Meski memakan waktu yang cukup lama dan rumit, ia tidak mematok harga jual yang tinggi. Logo dijual seharga 100 ribu rupiah per biji.
“Pemesanan yang sudah ada itu sampai ke daerah Grogot Kabupaten Paser Kalimantan Timur, Marabahan, dan juga Kalimantan Tengah. Kalau untuk daerah sendiri sudah terpenuhi lah itu.” ujar Kai Rusdi, Pengrajin Logo.
Kai Rusdi menambahkan, selain membuat logo, dirinya juga aktif sebagai atlet Balogo.
Diketahui melalui timnya di Pasanggrahan Umaiyah Palogoan Tabalong, Kai Rusdi sudah beberapa kali menjadi juara lomba, baik tingkat kabupaten maupun provinsi.
Selain Rusdi, di Tabalong terdapat pengrajin yang aktif membuat logo, yaitu Amang Angah dan Amang Fi’i.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)