Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabalong terus berinovasi dalam meningkatkan sarana dan prasarana mitigasi bencana. Salah satu langkah terbaru adalah melakukan upgrade pada alat pemantau banjir yang terintegrasi dengan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS). Teknologi ini diharapkan dapat memberikan informasi real-time dan meminimalkan risiko bencana banjir di wilayah Tabalong.
Beginilah cara kerja EWS yang dikendalikan langsung dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Posdalops) BPBD Tabalong. Sistem ini memonitor alat deteksi banjir yang ditempatkan di dua lokasi strategis, yakni Desa Mahe, Kecamatan Tanjung, dan Desa Simpung Layung, Kecamatan Muara Uya.
Setiap dua menit, data ketinggian air diperbarui secara otomatis dan tercatat dalam sistem EWS Posdalops BPBD Tabalong. Informasi ini kemudian diklasifikasikan ke dalam beberapa status, mulai dari normal dengan ketinggian air hingga 200 cm, waspada di atas 800 cm, siaga mendekati 1.000 cm, hingga awas jika melebihi 1.000 cm.
Dengan alat ini, BPBD Tabalong dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat terkait potensi bencana banjir melalui alarm yang dikendalikan melalui Posdalops.
“Kita tekan di sini, maka alarm di Desa Mahe dan Desa Simpung Layung akan berbunyi. Nah, statusnya nanti kami akan beri tahu, baik secara online, dan itu hanya hitungan detik. Nah, ini terpantau langsung dari sini, dari Posdalops, pusat pengendali operasi penanggulangan bencana Kabupaten Tabalong. Kita dapat memantau sehingga dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang daerahnya rawan potensi, terutama banjir,” ujar Haris Fakhrozi, Kepala Pelaksana BPBD Tabalong.
Haris Fakhrozi juga menambahkan bahwa selain mendeteksi banjir, sistem EWS ini mampu mendeteksi gempa bumi yang terkoneksi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Tabalong. Meski Tabalong bukan wilayah dengan potensi gempa besar, kehadiran alat ini tetap penting untuk mitigasi bencana.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)