Untuk pertama kalinya, Kelompok Tani Serumpun di Desa Takulat, Kecamatan Kelua, menanam padi varietas hibrida BCA 18 F1. Padi tersebut berhasil dipanen pada 14 April 2025 dengan hasil ubinan di atas rata-rata.
Kelompok Tani Serumpun, Desa Takulat, Kecamatan Kelua, untuk pertama kalinya memanen padi varietas hibrida BCA 18 F1 pada 14 April 2025. Padi varietas ini terbukti memiliki sejumlah keunggulan, seperti efisiensi dalam penggunaan bibit dan produktivitas yang tinggi.
Salah satu anggota poktan, Rahmadi, menjelaskan bahwa mereka menggunakan metode tanam jajar legowo 2:1, dengan jarak antarbaris 60 cm, antar tanaman 30 cm, dan barisan 15 cm. Dengan metode ini, pihaknya hanya memerlukan 2 kilogram benih untuk luasan lahan 4 borongan. Biasanya, dengan padi lokal, jumlah bibit yang diperlukan mencapai 10 kilogram, sehingga petani bisa menghemat 8 kilogram bibit.
Rahmadi juga menjelaskan bahwa varietas ini memiliki malai yang panjang dan jumlah rumpun lebih banyak, sehingga menghasilkan panen yang lebih banyak. Dari hasil ubinan sementara yang dilakukan bersama tim BPP Kelua, tercatat hasil panen mencapai 5,4 kilogram dalam luasan 2,5 meter persegi. Jika dikalkulasikan, hasilnya setara dengan 8 ton per hektare. Hasil panen ini jauh di atas rata-rata varietas padi lokal yang biasanya hanya 6 ton per hektare.
“Kalau untuk hibrida BCA 18 ini, baru kali ini kita tanam di sini dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Untuk hasil ubinan sementara ini kami lakukan dengan tim BPP Kelua, menghasilkan gabah dalam 2 meter setengah sekitar 5,4 kg, yang jika dikalkulasikan, hasil per hektarenya sekitar 8 ton,” ujar Rahmadi, petani.
Rahmadi berharap petani lain di wilayah sekitar juga tertarik untuk mencoba varietas unggul ini. Ia mengajak sesama petani untuk mulai beralih ke benih berkualitas demi hasil panen yang lebih optimal.
(Muhammad Ariadi/TV Tabalong)