Salah satu alasan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulfikli Hasan, memusnahkan 750 bal pakaian bekas impor atau thrifting, karena masalah kesehatan. Berdasarkan uji laboratorium terhadap 25 sampel baju dan celana bekas impor di Pasar Senen, Jakarta Pusat, terdapat pakaian yang mengandung jamur, dan 216 ribu koloni bakteri per gram pada celana impor bekas.
Hal ini turut ditanggapi pelaku usaha thrifting di Tabalong, Deden. Ia menjelaskan, pakaian thrifting yang diimpor dari luar negeri dipacking menggunakan karung atau bal-balan, dengan cara dipress sehingga kedap udara, maka kemungkinan munculnya jamur tidak dapat dipungkiri. Ia mengatakan, jamur tersebut biasa disebut Jamur Kapang, dan pernah menemukan pada pakaian yang akan dijualnya.
Deden sendiri melakukan sortir terhadap bal-balan yang baru dibelinya, sehingga barang tidak layak pakai seperti berjamur dan sobek tidak akan dijualnya. Namun ia menyarankan, agar para pembeli mencuci terlebih dulu pakaian bekas yang mereka beli sebelum memakainya. Hal ini juga berlaku terhadap pakaian baru.
“Pakaian baru aja kita harus cuci juga nih, jadi kalo kita beli pakaian bekas di toko atau di pasar si pembeli ini ya harus dicuci dengan deterjen atau direndam dengan air panas selama 10 menit, nah itu sudah pasti yang kayak jamur kapang itu sudah dipastikan hilang gitu,” tutur Deden.
Sementara itu pelanggan thrifting, Alvin Bahar Rozak, mengaku tidak khawatir membeli pakaian thrifting sejak beredarnya uji lab dari Kemendag RI. Pasalnya sebagai pembeli, ia harus memahami bahwa pakaian tersebut ialah bekas, sehingga harus memilihnya dengan teliti kemudian mencuci dan merendamnya di air panas.
“Untuk kita sebagai pembeli juga bisa memilih barang dengan benar, jangan asal-asalan. Setelah kita beli jangan langsung kita pakai, alangkah baiknya kita menjaga kesehatan diri kita sendiri juga, kita cuci baju itu jangan langsung dipakai,” tutur Alvin.
Alvin menuturkan, ia mengenal pakaian thrifting sejak akhir Tahun 2020, dan mulai tertarik karena dinilai layak serta mendapatkan pakaian yang diinginkan dengan harga terjangkau. Alvin pun mengaku, setiap bulannya dapat membeli 3 hingga 4 lembar pakaian bekas.
(Alfi Syahrin, TV Tabalong)