Secara bergantian para pemain Balogo mengantri, untuk melakukan servis awal dalam olahraga permainan tradisional Kalimantan Selatan Balogo. Balogo dapat dimainkan secara perorangan maupun beregu, dengan menggunakan alat bantu semacam tongkat sepanjang 40 sampai 50 centi meter, yang biasanya di sebut dengan campa, untuk diarahkan kepada target yang telah disusun sebanyak tiga buah.
Puluhan pemuda pemudi lintas usia yang tergabung dalam Porgosi Tabalong, rutin melakukan latihan, 3 sampai 4 kali dalam seminggu, yakni pada Senin malam, Rabu malam, Jum’at malam dan Minggu siang.
Ketua Persatuan Olahraga Balogo Seluruh Indonesia, Porgosi Tabalong, Gusti Indra Setyawan mengatakan, latihan Balogo yang rutin dilaksanakan bertujuan untuk melestarikan olahraga tradisional Kalimantan Selatan tersebut. Pasalnya olahraga permainan tradisional Balogo dalam beberapa tahun terakhir hampir tidak dimainkan lagi oleh masyarakat, khususnya di Tabalong.
“Balogo khususnya adalah olahraga yang dulu yang katakanlah hampir punah jadi kita lestarikan kembali, jadi mudah-mudahan anak-anak muda pelajar itu bisa kita melestarikan bersama-sama. Jadi Balogo ini tidak membatasi usia baik anak muda maupun orang dewasa tetap bisa bermain bersama,” tuturnya.
Gusti Indra Setyawan menambahkan, Porgosi Tabalong siap menerima masyarakat Tabalong lintas usia, yang ingin ikut bermain Balogo. Bahkan pihaknya bersedia memfasilitasi peralatan permainan Balogo bagi yang belum memiliki.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)