Dalam sebulan terakhir, sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan, termasuk Kabupaten Tabalong, mulai memasuki musim kemarau. Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca panas ekstrem yang mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa titik.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabalong, hingga awal Agustus 2025 telah tercatat tiga kejadian kebakaran besar. Lokasi yang terdampak meliputi dua titik di Kecamatan Kelua dan satu titik di Kecamatan Haruai. Kasus karhutla yang cukup besar terjadi di Desa Karangan Putih, Kecamatan Kelua, yang membakar lahan seluas kurang lebih dua hektare.
Kepala Pelaksana BPBD Tabalong, Haris Fakhrozi, mengungkapkan bahwa hingga awal Agustus pihaknya telah memantau total 42 titik bakar, dan 40 titik panas yang di antaranya berada di wilayah Tabalong. Luas lahan yang terdampak mencapai sekitar 2.000 meter persegi.
Haris memprediksi cuaca ekstrem ini akan berlangsung hingga awal September, dengan puncaknya terjadi pada periode Agustus. Dirinya pun mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan bencana karhutla.
“Kami mengimbau kepada masyarakat kita bersama-sama mencegah kebakaran hutan dan lahan dengan cara kita ketahui dan pahami dampak yang terjadi. Kemudian, kita juga harus mengenali risiko yang terjadi. Apabila terdapat kebakaran hutan atau lahan, kami memohon kepada masyarakat untuk mengambil tindakan dini supaya api tidak melebar. Kemudian, apabila dalam keadaan mendesak atau darurat, maka silakan dihubungi di emergency call BPBD Tabalong di 082210107129,” ujar Haris Fakhrozi, Kalak BPBD Tabalong.
BPBD Tabalong saat ini terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan guna memantau perkembangan kondisi cuaca dan potensi kebakaran. Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta mencegah terjadinya kebakaran lahan di musim kemarau.
(Muhammad Ariadi/TV Tabalong)