Sejak sepekan terakhir, harga cabai mengalami kenaikan di Kecamatan Kelua. Penyebab kenaikan cabai diperkirakan akibat hasil panen yang menurun lantaran cuaca tak menentu.
Hal tersebut diungkapkan Penyuluh Pertanian Lapangan Balai Penyuluh Pertanian Kelua, Mirhat, saat ditemui Kamis, 22 Februari 2024.
Mirhat menjelaskan, cuaca menjadi salah satu faktor naiknya harga cabai di pasar. Pasalnya, cuaca hujan dan panas yang tidak menentu membuat cabai mudah rusak, sehingga petani gagal panen.
Menurut Mirhat, untuk menjaga produktivitas cabai disaat cuaca tak menentu saat ini, pihaknya telah mengedukasi para petani, baik dalam memilih bibit, hingga mencegah cabai rusak.
“Kita akan atasi, disamping itu juga karena cuaca tidak menentu ini terkadang panas terkadang hujan itu juga mempengaruhi berkembangnya hama dan penyakit. Kita akan sosialisasikan bahwa penanganan-penanganan yang harus dilakukan oleh petani seperti ini kita akan sosialisasikan kepada petani,” ujar Mirhat, PPL BPP Kelua.
Sementara itu, menyikapi naiknya harga cabai, Ketua Umum Kostratani atau Komando Strategis Pembangunan Pertanian Kecamatan Kelua, Suwandi, mendorong masyarakat Kelua agar menanam cabai di pekarangan rumah. Pasalnya, hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan cabai secara mandiri.
“Arahan dari Kementerian Desa dan juga kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Tabalong juga dari Pak Bupati terkait bagaimana penggunaan Dana Desa itu salah satunya adalah untuk ketahanan pangan, ya namanya ketahanan pangan itu sektor pertanian yang utama apalagi masyarakat sekarang itu dalam kondisi dengan naiknya harga lombok seperti ini saya harapkan untuk ketahanan pangan di alokasikan dengan gerakan kita penanaman lombok,” kata Suwandi, Ketua Umum Kostratani Kelua.
Saat ini, harga cabai di pasar Kelua mencapai 100 ribu rupiah per kilogram, sedangkan harga cabai di tingkat petani mencapai 73 ribu rupiah per kilogram.
Diketahui, Kecamatan Kelua memiliki pertanian cabai seluas sepuluh hektar yang tersebar di sejumlah desa dan kelurahan.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)
