Tabalong Ethnic Festival kembali digelar setelah terhenti selama lima tahun. TEF Reborn digelar di Taman Giat Kota Tanjung pada 2 November 2024, dengan mengusung tema “Nan Sarunai Usak Jawa.”
Beginilah suasana saat ratusan masyarakat Tabalong tumpah ruah memadati Taman Giat Kota Tanjung untuk menyaksikan pertunjukan Tabalong Ethnic Festival Reborn pada Sabtu malam, 2 November 2024.
TEF Reborn 2024 ini merupakan kolaborasi antara Perkumpulan Putra Putri Sarabakawa dengan beberapa sanggar seni dan para seniman yang ada di Tabalong.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka, Firman Yusi, mengatakan gelaran TEF ini sempat vakum sekitar lima tahun terakhir karena adanya pandemi COVID-19.
Untuk membangun kembali gelaran TEF ini bukanlah waktu yang singkat, sebab jaringan yang selama ini dibangun telah mengalami kevakuman, sehingga harus dimulai dari awal lagi.
Firman menambahkan, jika pada Tabalong Ethnic Festival sebelumnya diselenggarakan selama sepekan, maka pada TEF Reborn kali ini dikemas menjadi satu malam.
“Ini tantangan yang proses diskusinya luar biasa panjang, dan pada akhirnya malam hari ini bisa kami sajikan apa yang selama ini kami susun ulang, rekonstruksi ulang, sehingga namanya menjadi Tabalong Ethnic Festival Reborn, yang kami rekonstruksi ulang untuk disajikan kepada Bapak Ibu sekalian berupa pertunjukan satu malam. Mudah-mudahan ini bisa mewakili pertunjukan tujuh hari tujuh malam yang pernah diselenggarakan oleh Tabalong Ethnic Festival tahun-tahun sebelumnya,” ujar Firman Yusi, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka.
Pertunjukan TEF Reborn kali ini mengusung tema “Nan Sarunai Usak Jawa.”
Dikisahkan pada tahun 1839, Kerajaan Nan Sarunai mengalami kekalahan setelah tiga kali ekspedisi Majapahit yang ditujukan untuk menundukkan Kerajaan Nan Sarunai. Dari kekalahan tersebut, lahirlah tembang “Nan Sarunai Usak Jawa,” yang diambil dari bahasa Dayak Maanyan, yang memiliki arti “Nan Sarunai hancur lebur akibat serangan dari Pulau Jawa.”
“Jadi salah satu semangat TEF ini adalah ‘membangkit batang tarandam.’ Artinya, ada hal-hal terpendam di antara kita yang mungkin tidak diketahui oleh generasi muda, dan kami mencoba mengangkatnya kembali, sehingga bisa menjadi sesuatu yang menarik untuk didiskusikan. Jadi ‘Nan Sarunai Usak Jawa’ ini mungkin tidak semua orang tahu, padahal ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada kehidupan kita saat ini. Itulah yang coba kami angkat pada malam hari ini,” ujar Fajerianur Mus’adi, pencetus tema pertunjukan TEF Reborn.
Tabalong Ethnic Festival Reborn tahun 2024 ini melibatkan sekitar 110 relawan. Panggung TEF juga diisi dengan lebih dari 130 penampil dari berbagai komunitas dan sanggar seni di Tabalong.
(Muhammad Ariadi, TV Tabalong)