Kain batik merupakan warisan budaya tak benda bangsa Indonesia yang mempunyai beragam kekayaan pada warna, motif, dan coraknya, tergantung asal daerahnya. Lalu, untuk mempertahankan kekayaan batik tersebut, berikut kami bagikan tips merawat kain batik dari salah seorang pengrajin batik Tabalong.
Pengrajin batik Tabalong, Merry Irawaty, saat ditemui di rumah sekaligus workshop Al-Faira Gallery yang beralamat di komplek Permata, Kelurahan Pembataan, Kecamatan Murung Pudak, menjelaskan bahwa kain batik diolah dengan cara menggambar pola di atas kain, bisa menggunakan cap khusus atau ditulis secara langsung.
Karena proses pembuatannya yang cukup unik ini, maka perawatannya perlu dilakukan hati-hati. Ia pun membagikan 3 tips merawat kain batik.
Pertama adalah jangan mencuci kain batik menggunakan mesin cuci. Cukup dicuci dengan tangan secara perlahan agar tidak merusak warna, corak, dan motif pada kain batik.
Yang kedua, gunakan deterjen biasa untuk mencuci kain batik, tanpa cairan pemutih. Pencucian kain batik ini juga dapat dicampur dengan pakaian lain selama warna pakaian tersebut tidak luntur.
Kemudian tips ketiga, saat menjemur kain batik, letakkan di area yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pasalnya, paparan sinar matahari dapat memudarkan warna kain batik.
“Mencucinya jangan di mesin cuci, cukup dikucek-kucek sedikit saja. Terus menjemurnya juga jangan terkena sinar matahari langsung, di tempat-tempat teduh aja. Kalo kena sinar matahari langsung itu yang bikin pudar warnanya,” ujar Merry Irawaty, pengrajin batik Tabalong.
Sebagai informasi tambahan, Kabupaten Tabalong juga memiliki kain batik khas daerahnya sendiri, yakni bermotif buah langsat, Monumen Tanjung Puri, dan warisan adat budaya Dayak seperti tameng, mandau, dan burung enggang.
(Alfi Syahrin, TV Tabalong)
