Home Pertanian Petani Bongkang Optimalkan Lahan dengan Tumpang Sari, Antisipasi Harga Jagung Rendah

Petani Bongkang Optimalkan Lahan dengan Tumpang Sari, Antisipasi Harga Jagung Rendah

by iin hendriyani

Di tengah musim kemarau, petani di Desa Bongkang, Kabupaten Tabalong, memanfaatkan lahan pertanian mereka dengan metode tumpang sari. Metode ini mengombinasikan penanaman jagung dan kacang tanah dalam satu lahan, dengan tujuan memperoleh hasil panen ganda sekaligus meminimalkan risiko gagal panen.

Ketua Kelompok Tani Karya Makmur, Nur Cahyono, menjelaskan bahwa pola tanam jagung dibuat lebih renggang agar tanaman kacang tanah di sela-selanya tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup. Dengan cara ini, kedua jenis tanaman dapat tumbuh optimal, bahkan pada musim kemarau yang rentan terhadap serangan jamur.

Metode tumpang sari ini merupakan inovasi pertama yang diterapkan Kelompok Tani Karya Makmur, setelah sebelumnya hanya menanam jagung. Pengalaman panen sebelumnya menunjukkan, satu hektare jagung mampu menghasilkan hingga 7,5 ton, meski saat itu harga masih rendah.

Tahun ini, petani berharap harga jagung dapat stabil sesuai ketetapan pemerintah, yakni Rp5.500 per kilogram, sehingga pendapatan bisa meningkat, ditambah keuntungan dari panen kacang tanah.

“Kalau jagung yang sudah saya kerjakan yang lalu, 1 hektare panen dapat 7,5 ton. Waktu itu harga masih murah. Mudah-mudahan panen yang akan datang ini harga sudah dijamin Bapak Presiden, yaitu Rp5.500. Ini seandainya dapat 5 ton, ada tambahan lagi dari hasil kacang tanah, jadi petani supaya hasilnya bisa meningkat,” ujar Nur Cahyono, Ketua Kelompok Tani Karya Makmur Bongkang.

Cahyono menambahkan, keterbatasan air masih menjadi kendala utama. Petani berharap pemerintah dapat membangun embung atau penampungan air, agar mereka bisa melakukan tiga kali musim tanam dalam setahun. Langkah ini diharapkan mampu menjaga produktivitas dan mendukung ketahanan pangan di wilayah Tabalong.

(Muhammad Ariadi/TV Tabalong)

You may also like

Leave a Comment