Dalam rangka menangani dan mencegah HIV-AIDS di Kabupaten Tabalong, Pemerintah Kabupaten Tabalong melakukan screening dan menyediakan tempat PDP. Selanjutnya, agar penanganan dan pencegahan HIV-AIDS lebih optimal, akan digelar FGD dengan seluruh stakeholder terkait.
Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Tabalong, Pebriadin Hapiz, yang ditemui usai rapat dengar pendapat antara Aliansi LSM Tabalong, Komisi Satu DPRD Tabalong, jajaran Dinas Kesehatan Tabalong, RSUD Haji Badaruddin Kasim Maburai, dan Rumah Sakit Pertamina pada Kamis, 20 Juni 2024, di Gedung Graha Sakata DPRD Tabalong, Mabuun, Kecamatan Murung Pudak.
Dalam RDP ini dipaparkan kondisi HIV-AIDS di Kabupaten Tabalong yang mencapai 104 ODHIV atau orang dengan HIV, terdiri dari 72 laki-laki dan 32 perempuan. 27 ODHIV di antaranya baru terdeteksi berdasarkan hasil screening terhadap 1.751 orang hingga triwulan II tahun 2024.
Berdasarkan data 104 ODHIV tersebut, populasi terbanyak berasal dari kelompok usia produktif 20 sampai 29 tahun, diikuti usia 30 sampai 39 tahun, 40 sampai 49 tahun, 50 sampai 59 tahun, 10 sampai 19 tahun, dan 1 sampai 9 tahun.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Tabalong akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh stakeholder terkait. FGD dilakukan untuk mencari solusi guna menekan angka terinfeksi HIV dan penanganannya apabila sudah terinfeksi, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta cara menanggapi stigma yang melekat pada ODHIV.
“Kita coba nanti mengelaborasi data yang ada, data scientific-nya seperti apa, kita mencoba identifikasi. Nanti kita duduk bareng-bareng dengan teman-teman semua untuk berdiskusi dengan forum FGD, sehingga kita nanti tahu harus bagaimana kedepannya,” ujar Pebriadin Hapiz, Plt Kepala Dinkes Tabalong.
Pada tahun 2024 ini, Dinkes Tabalong menargetkan screening orang terduga HIV sebanyak 6.445 orang, dan sudah tercapai 27,17% atau 1.751 orang.
Screening menggunakan metode Voluntary Counseling Test (VCT) mobile ke populasi kunci yang berada di rutan dan lapas, tempat karaoke, salon kecantikan, warung remang malam, ibu hamil, komunitas waria, LGBT atau homoseksual, karyawan perusahaan tambang, anggota UPBS atau pemadam kebakaran, dan bayi baru lahir dari orang tua beresiko HIV.
Selain itu, juga disediakan tempat perawatan, dukungan, dan pengobatan atau PDP HIV-AIDS pada RSUD HBK Maburai dan 10 puskesmas di Tanjung, Hikun, Mabuun, Murung Pudak, Tanta, Muara Uya, Wirang, Kelua, Mungkur Agung, dan Pugaan.
Dinkes Tabalong juga melakukan upaya meniadakan stigma dan diskriminasi akibat HIV-AIDS dengan cara melakukan seminar HIV pada siswa dan mahasiswa bekerjasama dengan perusahaan tambang, serta melakukan kerjasama lintas program melalui penyuluhan dengan promosi kesehatan Dinkes.
(Alfi Syahrin, TV Tabalong)