Petani di Desa Wayau, Kecamatan Tanjung, berhasil melakukan tanam perdana edamame atau kedelai Jepang. Dari bibit 2 kilogram yang ditanam, mampu menghasilkan puluhan kilogram lebih edamame yang telah disortir.
Salah seorang petani di Desa Wayau, Subandi, telah berhasil melakukan tanam perdana edamame di lahan seluas 200 meter persegi. Di lahan ini ia menanam sebanyak 2 kilogram bibit edamame, dan pada Senin, 11 Agustus 2025, Subandi bisa melakukan panen perdana yang turut dihadiri Pemerintah Desa Wayau.
Selama masa tanam 2 bulan lebih, edamame yang ditanam ini mampu menghasilkan kurang lebih 80 kilogram edamame yang sudah disortir. Subandi menceritakan, keberhasilan tanam edamame ini tidak lepas dari bimbingan petani milenial dan petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL).
“Ya, dulu kan tanamannya itu cuma kangkung–bayam, kangkung–bayam saja, jadi saya mau menambah pengalaman lah. Dari kangkung mau ke tanaman lain biar bervariasi tanamannya,” ujar Subandi, petani.
Subandi mengatakan, meskipun hasil yang didapat memuaskan, ia mengeluhkan kurangnya pasokan air selama menanam edamame sehingga hasilnya pun kurang optimal. Meskipun begitu, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk menanam edamame kembali dengan target lahan yang lebih luas, mengingat selama menanam edamame minim serangan hama dan bebas pestisida. Selain itu, harga jual edamame pun tergolong tinggi, yakni di kisaran 30 ribu sampai 40 ribu per kilogram.
(Nova Arianti/TV Tabalong)