Beginilah kemeriahan budaya Makan Batalam, dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad yang dilaksanakan warga desa Bangkiling Raya Kecamatan Banua Lawas, pada 22 Oktober 2022. Tradisi seperti digelar sejak puluhan tahun lalu, dalam menyambut kelahiran Nabi. Beruntungnya tahun ini tradisi ini dapat kembali digelar meriah, karena pandemi covid-19 mulai mereda, sehingga tak ada lagi pembatasan kegiatan kemasyarakatan.
Di acara Makan Batalam, warga bergotong royong menyajikan makanan di dalam talam atau nampan besar, yang berisi ayam atau itik panggang, nasi, mie, kuah sop dan makanan tambahan lainnya. Ada sekitar 2.700 porsi makanan yang disiapkan Warga Desa Bangkiling Raya, dalam budaya Makan Batalam Maulid tersebut. Satu rumah setidaknya menghidangkan satu talam makanan yang diantar ke masjid desa.
Warga Desa Bangkiling Raya, Irham mengaku bersyukur budaya makan Batalam Maulid tahun ini dilaksanakan saat pandemi covid-19 sudah melandai sehingga dapat berlangsung lebih meriah. Ia juga mengatakan, tradisi Makan Batalam ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu warga Desa Bangkiling Raya dan sekitarnya.
“Kalau tahun-tahun yang lewat tadi tuhkan memang kan kita agak di hantui oleh rasa-rasa covid tuh tadi jadi kita melaksanakannya itu model kurang ya, ada was-was lah istilahnya, memakai masker macam-macam lain sebagainya” tutur Irham, Warga Desa Bangkiling Raya.
Tradisi Makan Batalam ini, menjadi kegiatan tahunan yang dapat mengumpulkan sanak saudara yang berada di luar desa. Bahkan sebagian besar warga disini menganggap tradisi Makan Batalam sebagai hari raya kedua, karena menjadi ajang silaturahmi masyarakat.
”Biasanya talam ni sekitar 280 sampai 300, bahkan bisa lebih sedikit, sebab urang disini penduduknya rumah 250 labih, jadi 250 labih ya sekitar 260-270 lah rumahnya jadi ya kalau inya setalam-setalam haja sudah 270 nah jadikan ini ada yang 2 ada jua yang kada mampu tuh kada ikut bisa jua cuma jarang ada,” terang Abdul Wahid, Panitia Pelaksana.
Persiapan Makan Batalam telah dirancang beberapa bulan sebelumnya, dan menuju acara puncak kegiatan, persiapan yang dilakukan semakin padat selama tiga hari. Mulai dari memasak bumbu makan utama, menghias kampung, bersih-bersih dan lain sebagainya.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)