Kebiasaan masyarakat Tabalong yang masih membuang sampah dan limbah rumah tangga ke sungai menjadi salah satu faktor menurunnya indeks kualitas air di Sungai Tabalong. Meski demikian, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Tabalong tahun 2024 tetap meningkat hingga melebihi target.
Indeks kualitas air Tabalong tahun 2024 berada di angka 52,26, dengan kategori tercemar ringan. Angka ini lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 55,5, dengan batasan bobot indeks memenuhi baku mutu senilai 70.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) DLH Tabalong, Sri Normiati, mengatakan menurunnya capaian indeks kualitas air ini dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah dan limbah ke sungai, sehingga bakteri E. coli yang berada di sungai masih tinggi.
“Di sini, kami dari DLH mungkin perlu kerja sama, karena untuk lingkungan hidup semua sektor terkait. Kami perlu melakukan sosialisasi terkait pengelolaan sampah dan limbah yang dibuang ke badan permukaan sungai. Kemudian juga perlu koordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan upaya perbaikan kualitas air sungai, misalnya dengan STBM ataupun sanitasi. Selain itu, pada saat pengambilan sampel air, kondisinya sering dalam keadaan keruh atau habis hujan, sehingga memengaruhi kualitas sampel. Kami juga perlu melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sungai secara berkala, serta mewajibkan pelaku usaha untuk membuat IPAL sebelum membuang limbahnya ke badan air permukaan,” ujar Sri Normiati, Kabid PPKL DLH Tabalong.
Meski demikian, secara keseluruhan, capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong telah melebihi target, yaitu 73,98 atau kategori baik dari target 71,9.
(Muhammad Ariadi/TV Tabalong)
