Selasa, 23 April 2024, harga bawang merah di Pasar Rakyat Tanjung telah mencapai Rp 62.500 per kilogram. Tingginya harga bawang merah tersebut pun membuat sejumlah produsen bawang goreng di Tabalong menutup sementara usahanya.
Seperti terlihat di rumah produksi bawang goreng Hamburi di Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak. Biasanya rumah ini ramai dengan aktivitas sejumlah pekerja yang memproduksi bawang goreng. Namun pada Selasa, 23 April 2024, tidak ada aktivitas produksi apapun. Hanya terlihat sejumlah alat produksi yang tersusun di salah satu ruangan.
Diketahui pemilik usaha bawang goreng Hamburi, Ananda Firda, sejak 3 minggu terakhir ia telah menghentikan sementara produksi bawang merah goreng. Menurutnya, penutupan sementara terpaksa dilakukan lantaran harga bawang merah saat ini tidak masuk akal, yaitu mencapai Rp 60.000 per kilogram. Padahal, ia mengaku agar mendapat margin keuntungan maksimum, modal yang dikeluarkan untuk membeli bawang merah hanya Rp 40.000 per kilogram.
Akibatnya, ia kehilangan omzet hingga Rp 10 juta dari produksi bawang goreng.
“Saya punya batas maksimal, jadi misalnya begini harga modal maksimal bawangnya yang saya bisa paksain buat produksi 40 ribu jadi di atas itu saya harus stop karena sekarang harganya ngga masuk akal menurut saya jadi kita stop total sambal nunggu harga stabil lagi,” ujar Ananda Firda, pemilik usaha bawang goreng Hamburi.
Meski menutup sementara produksi bawang goreng, namun Firda bersyukur usahanya masih mampu bertahan. Pasalnya, dirinya masih mampu memproduksi olahan lain seperti sirup, jamu, dan bawang putih goreng.
Disamping itu, perempuan yang mampu memproduksi hingga 500 kilogram bawang goreng perbulan ini berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk menyikapi kenaikan harga bawang merah tersebut sehingga tidak memberatkan pelaku usaha.
(Gazali Rahman/TV Tabalong)
