Budidaya ikan lele di kolam terpal tidak lepas dari pengelolaan air yang harus benar-benar baik. Pasalnya kualitas air akan menentukan tumbuh kembang ikan lele. Lantas seperti apa pengelolaan air tersebut berikut informasinya.
Budidaya ikan lele di kolam terpal akhir-akhir ini cukup digandrungi masyarakat.
Perawatannya yang mudah menjadi salah satu alasan diminatinya budidaya ikan ini.
Seperti yang dilakukan Suprapto warga Kelurahan Hikun Kecamatan Tanjung.
Pria ini sukses membudidayakan ikan lele di kolam terpal.
Bergelut selama delapan tahun di bidang perikanan membuat Suprapto paham betul bagaimana menangani ikan agar tidak mudah mati dan berkembang sesuai dengan target produksi.
Menurutnya terdapat beberapa cara agar ikan lele dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Mulai dari pembersihan kolam sebelum dipakai, membuat ruangan gelap di dalam kolam agar terhindar dari matahari langsung, pemberian pakan dan suplemen, pemberian probiotik hingga pemilihan bibit lele berkualitas unggul.
Disamping itu menurutnya, terdapat satu hal paling penting yang harus di perhatikan pembudidaya agar ikan lele tidak mudah mati, yaitu kualitas air yang di gunakan.
Secara sederhana hal paling mudah mengetahui air kolam tidak bagus atau PH air berubah adalah banyaknya ikan lele yang mengambang di permukaan untuk mencari udara.
“Sebenarnyakan lele itu naik keatas mencari nafas makanyakan kalau PH banyunya sudah mulai berubah lele tu pasti ngambang di atas itukan tanda-tandanya bahwa PH banyu berubah jadi kita ganti” ujar Suprapto, Pembudidaya Ikan Lele.
Suprapto menambahkan, pergantian air dapat di lakukan secara berkala sekitar 7 sampai 10 hari, namun tergantung dari kondisi pakan yang di berikan.
Dirinya menilai jika pakan alternatif lebih dominan digunakan, tentunya dapat membuat pergantian air lebih sering daripada menggunakan pakan pelet murni.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)