Pemerintah Kecamatan Banua Lawas mengapresiasi tradisi Manyampir Buhaya yang digelar di Desa Sungai Anyar. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi simbol pelestarian budaya di Banua Lawas.
Hal tersebut disampaikan Camat Banua Lawas, Suwandi, saat ditemui usai mengikuti tradisi Manyampir Buhaya yang digelar di Desa Sungai Anyar, Kecamatan Banua Lawas, pada Selasa, 3 Desember 2024.
Suwandi mengaku bersyukur karena tradisi Manyampir Buhaya yang digelar pemerintah daerah bersama masyarakat setempat ini dapat kembali dilaksanakan pada momen Hari Jadi ke-59 Kabupaten Tabalong.
Pasalnya, tradisi Manyampir Buhaya atau memberi makan buaya gaib yang menjadi tradisi masyarakat Banjar merupakan bentuk rasa syukur masyarakat, sekaligus ritual untuk menolak bala dan bencana.
Ia pun berharap tradisi ini dapat terus dilaksanakan, dijaga, dan dilestarikan sehingga semakin dikenal dan terus berkembang.
“Mungkin nantinya tradisi Manyampir Buhaya ini akan kita sampaikan pada Musrenbang RKPD. Kami angkat ini supaya lokasi yang ada di sini sekaligus menjadi cagar budaya dan warisan kebudayaan kita. Harapannya, nanti kita berikan suatu kemudahan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan-kegiatan tahunan ini,” ujar Suwandi, Camat Banua Lawas.
Suwandi menambahkan, selain tradisi Manyampir Buhaya, Kecamatan Banua Lawas juga memiliki potensi wisata religi, pertanian, hingga agrowisata yang terus dikembangkan oleh pemerintah kecamatan.
Diketahui, tradisi Manyampir Buhaya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asli Kalimantan Selatan pada tahun 2021 oleh Kemendikbudristek.
(Dano Nafarin/TV Tabalong)
