Puluhan siswa kelas enam SD Negeri 5.8 Tanjung mengikuti praktik pembuatan kain sasirangan sebagai bagian dari pembelajaran Seni Budaya dan Sastra Tabalong. Kegiatan dirancang untuk memperkenalkan budaya lokal sekaligus membentuk kecintaan siswa terhadap kain tradisional khas Kalimantan Selatan.
Praktik membatik kain sasirangan diikuti siswa kelas enam SDN 5.8 Tanjung pada 4 Juni 2025, sebagai pengenalan budaya lokal dan pembentukan identitas bangsa. Peserta terdiri dari lima rombongan belajar dengan total sekitar 100 siswa.
Praktik pembuatan kain sasirangan dimulai dari proses memotif. Kemudian, siswa diajarkan menjahit menggunakan benang tangan sesuai pola yang telah dilukis, yang berfungsi untuk mengunci warna.
Setelah itu, dilakukan proses pewarnaan menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan. Terakhir, dilakukan finishing dengan membongkar benang jahitan, membilas kain, kemudian dijemur.
“Sasirangan ini kita sisipkan dalam pelajaran Seni Budaya dan Sastra Tabalong. Jadi maksud kami mengenalkan sasirangan adalah agar anak-anak tidak hanya tahu barangnya, tetapi juga tahu bagaimana proses pembuatannya. Setidaknya mereka tahu kerumitannya, dan bagaimana ketelatenannya. Untuk saat ini baru kelas 6 yang kita ikutkan, sebagai kenang-kenangan sebelum mereka lulus,” ujar Huzianor, guru SDN 5.8 Tanjung.
Pelaksana praktik mengakui tantangan terbesar dalam pembelajaran ini adalah membimbing siswa agar mampu menempatkan motif pada kain dengan tepat sesuai penggunaannya.
Meski baru pertama kali dilaksanakan, kegiatan ini mendapat respons positif dari para siswa. Pihak sekolah pun berencana menjadikannya sebagai program tahunan bagi siswa kelas enam maupun tingkat di bawahnya, sesuai situasi dan kondisi.
(Muhammad Khairillah/TV Tabalong)