Home Tabalong Hari Ini Tradisi Memberi Makan Buaya, Jadi Cara Tolak Bala Warga Banua Lawas

Tradisi Memberi Makan Buaya, Jadi Cara Tolak Bala Warga Banua Lawas

by Muhammad Rais

Warga Kecamatan Banua Lawas kembali menggelar tradisi Manyampir Buhaya atau memberi makan buaya gaib pada Selasa, 3 Desember 2024. Tradisi ini dilaksanakan sebagai wujud syukur sekaligus cara untuk menolak bala dan bencana.

Tradisi Manyampir Buhaya kembali dilaksanakan oleh warga Desa Sungai Anyar, Kecamatan Banua Lawas.

Tradisi yang dilakukan oleh keturunan datu ini diawali dengan kegiatan Manyalamat atau syukuran dengan suguhan 41 macam wadai untuk memohon keberkahan. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan prosesi Badudus atau membersihkan benda-benda pusaka.

Setelah itu, prosesi dilanjutkan di tepian Sungai Banua Lawas.

Di lokasi ini, keturunan datu menyajikan sesajen yang ditujukan kepada Putri Mayang Sari, yang dianggap sebagai jelmaan sang pemanggil buaya.

Pelestari budaya Manyampir Buhaya, Rusfannoor, menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan bentuk keakraban yang harmonis antara manusia dan makhluk gaib atau jelmaan yang disebut datu.

Selain sebagai wujud syukur, tradisi ini juga dipercaya mampu menolak bala atau bencana.

“Makna manyampir itu sama artinya dengan mengenang leluhur-leluhur kita yang terdahulu. Jadi itu maknanya. Sekaligus, yang namanya tradisi, kita namai Badudus. Badudus itu langsung pembersihan keris, tombak, sekaligus Manyampir Buhaya yang ada di Kalimantan ini,” ujar Rusfannoor, pelestari budaya Manyampir Buhaya.

Sementara itu, panitia penyelenggara dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tabalong, Yuliansyah, menuturkan bahwa untuk menjaga tradisi Manyampir Buhaya agar tetap lestari, tradisi ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda asal Kalimantan Selatan oleh Kemendikbud-Ristek pada tahun 2021.

“Manyampir Buhaya ini ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebagai warisan budaya tak benda. Jadi, setelah itu kita laksanakan rutin tiap tahun yang bertujuan untuk mengangkat tradisi budaya masyarakat. Tradisi Manyampir Buhaya ini merupakan tradisi masyarakat yang hanya ada di wilayah selatan, tepatnya di sekitar Sungai Anyar ini. Jadi kami harapkan dengan kita melaksanakan tiap tahun, budaya Manyampir Buhaya ini akan tetap lestari dan bisa dipertahankan oleh masyarakat,” ujar Yuliansyah, panitia penyelenggara.

Yuli juga berharap tradisi-tradisi yang ada di Kabupaten Tabalong tetap lestari dengan dukungan masyarakat, sehingga kebudayaan yang ada di Tabalong tidak punah.

(Dano Nafarin/TV Tabalong)

Related Posts

Leave a Comment