Tabalong memiliki beragam jenis tanaman dan buah yang tergolong langka. Biasanya buah yang langka ini dapat dijumpai saat musim tertentu saja. Lantas, buah langka apa saja yang saat ini ada? Berikut liputannya.
Inilah buah Tampirik atau Gitaan, yang berada di kebun milik Saiful Fahri atau yang akrab dengan sebutan Kai Tadung.
Buah Tampirik berwarna jingga, rasa dagingnya manis dan sedikit asam. Buahnya seukuran genggaman tangan orang dewasa dengan kulit yang tebal dan permukaan halus. Batang pohon buah Tampirik mirip seperti akar, tumbuh dengan cara menjalar di antara pepohonan hutan. Buah hutan khas Kalimantan ini terbilang langka dan sudah jarang ditemui maupun diperjualbelikan. Seiring berjalannya waktu, populasinya pun kini kian menurun. Kini buah Tampirik masih dapat ditemui disepanjang Jalan Mahe Sebrang, Kecamatan Tanjung. Sekilogram buah Tampirik dijual seharga 25 ribu rupiah.
“Amun pemasarannya kemana aja nih, Kai?” “Ini bisa ka Muara Uya rejine buhannya memesan, Tanjung ada jua.” “Buahnya nih, ukurannya memang beda-beda kaini kah, Kai?” “Ya, ada yang halus, ada yang ganal.” kata Saiful Fahri, pemilik kebun buah hutan Kalimantan.
Setelah cukup lama kami memetik dan mengumpulkan buah Tampirik, kamipun melanjutkan pencarian buah hutan lainnya, yaitu Pitanak.
Pohon Pitanak umumnya hanya tumbuh di hutan Kalimantan. Buahnya hampir mirip dengan buah Matoa yang tersebar secara luas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Melanesia. Buah Pitanak memiliki kulit luar keras berwarna hitam, rasanya manis hampir menyerupai buah kelengkeng.
“Ini kira-kira sudah masak lah, Kai?” “Masak dah tuh, yang hirang-hirang tuh berarti masak sudah tu kawa sudah kita putik.” “Oh, inggih, nah, pemirsa, saat ini kita akan kembali mencari keseruan dengan memetik buah Pitanak. Nah, yuk, Kai.” ujar Saiful Fahri, pemilik kebun buah hutan Kalimantan.
Kini pohon Pitanak saat ini sudah jarang ditemui. Dibanding dengan pohon Tampirik, diameter pohon Pitanak cukup besar dengan dahan dan dedaunan yang lebat, dan tinggi pohon diperkirakan mencapai 15 sampai 20 meter.
(Gazali Rahman, TV Tabalong)