Masyarakat Desa Kaong menggelar ritual adat tahunan Tawas Jaa, tradisi pemagaran kampung untuk menolak bala dan menjaga keselamatan warga. Prosesi adat yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya ini sekaligus menjadi simbol kebersamaan lintas suku, setelah masyarakat menuntaskan rangkaian upacara panen dan ritual adat lainnya.
Masyarakat Desa Kaong, Kecamatan Upau, melaksanakan ritual adat tahunan yang dikenal dengan Tawas Jaa, sebuah tradisi pemagaran kampung untuk menolak bala serta menjaga keselamatan warga yang mencakup seluruh wilayah Kecamatan Upau.
Pemangku Adat Desa Kaong, Weniansyah, menjelaskan bahwa ritual adat Tawas Jaa dilaksanakan pada bulan Agustus, tepatnya 30 Agustus 2025, setelah masyarakat menuntaskan berbagai upacara panen padi dan ritual adat lainnya.
Dalam prosesi adat ini, masyarakat menyiapkan berbagai sesaji seperti dodol, wajik, lemang, toler, hingga bubur putih yang kemudian ditempatkan dalam ansak untuk dibawa ke ujung kampung. Selain itu, perahu naga berisi sesajian akan dihanyutkan ke sungai sebagai penjaga agar mara bahaya yang melalui aliran sungai tidak masuk ke kampung.
“Nantinya perahu naga itu diisi dengan sesajian selengkapnya: dodol, wajik, lemang, dan sebagainya, nanti bersama wang kepeng. Itu akan kita hanyutkan di sungai. Bahwa dalam pengertiannya, siapa tahu dari perbuatannya itu ada yang lewat sungai ingin masuk ke desa, itulah penjaganya. Jadi, itulah pengertian dari upacara ritual Tawas Jaa yang dilaksanakan sekarang,” jelas Weniansyah, Pemangku Adat Kaong.
Weniansyah menambahkan, selain ritual utama, kegiatan Tawas Jaa ini diikuti dengan berbagai pantangan, terutama saat memasuki hari Nyepi yang dilaksanakan sehari setelah puncak acara. Pada hari tersebut, masyarakat dilarang melakukan aktivitas berat seperti bekerja di ladang, menyalakan api, hingga beraktivitas di sungai. Bahkan bersiul atau membiarkan rambut terurai bagi perempuan menjadi pantangan yang harus ditaati.
Weniansyah pun menegaskan, pelaksanaan ritual ini bukan sekadar tradisi, melainkan wujud kebersamaan lintas suku di Desa Kaong. Ia berharap dukungan pemerintah dapat semakin kuat agar pelaksanaan adat terus terjaga.
(Dano Nafarin/TV Tabalong)