Selain membuka kontak pengaduan layanan, Pengawas RSUD HBK Maburai juga meminta agar manajemen rumah sakit membuat sistem estimasi penyerahan obat sehingga pasien memperoleh kepastian waktu.
Hal tersebut disampaikan anggota Pengawas Rumah Sakit Umum Daerah Haji Badaruddin Kasim, Husin Ansari, dalam amanatnya saat memimpin apel pagi bersama jajaran manajemen dan pegawai rumah sakit pada Selasa, 30 April 2024.
Husin meminta agar manajemen rumah sakit membuat SOP atau sistem yang baik terkait distribusi obat, yang selama ini dikeluhkan sejumlah pasien.
Ia menyarankan untuk dibuat sistem estimasi penyerahan obat sehingga pasien mengetahui durasi yang dibutuhkan apotek rumah sakit dalam menyiapkan obat pasca menerima resep dokter.
“Artinya kalau misalnya waktunya lama, misalnya 3 jam atau lebih singkat, dia bisa memilih apakah menunggu atau dia pulang dulu sesuai dengan resep yang diberikan. Jadikan ada beberapa obat yang memang waktunya lama, misalnya obat resep, dan lain sebagainya,” ujar Husin Ansari, anggota Pengawas RSUD HBK.
Sementara itu, Direktur RSUD HBK, dr. Mastur Kurniawan, menuturkan apabila pasien sibuk dan tidak dapat menunggu obat, pihaknya menyediakan layanan jasa antar obat yang dikerjasamakan dengan LSM.
Layanan tersebut berlaku sejak bulan November tahun 2023 lalu dengan cara mengakses inovasi Si Dayan Raja atau sistem daftar layanan online rawat jalan melalui website RSUD HBK.
“Pasien akan diberitahu wilayah mana, terus nanti kita menghubungi LSM yang sudah kerjasama melalui MOU dan lain-lain, mulai dari kita kemarin dari BNN sampai kepolisian, itu supaya ada pengantaran. Nanti khusus untuk biaya sesuai dengan aturan antara pasien dan pengantar, dia yang bernegosiasi sendiri tapi sesuai dengan regulasi yang ada di pemerintah daerah,” ujar dr. Mastur Kurniawan, Direktur RSUD HBK.
Dokter Mastur menambahkan bahwa sementara layanan jasa antar obat mencakup wilayah perkotaan Tanjung – Murung Pudak.
Namun ke depan akan dievaluasi apabila dibutuhkan kecamatan yang jauh, maka akan dikerjasamakan dengan Kantor Pos seperti yang dilakukan beberapa rumah sakit di Pulau Jawa.
(Alfi Syahrin, TV Tabalong)