Tanaman padi di hamparan sawah Kelurahan Agung, Kecamatan Tanjung, mengalami kerusakan parah akibat serangan hama tikus. Para petani pun khawatir padi yang saat ini masuk dalam fase generatif akan gagal panen jika hama tikus tidak mendapat penanganan yang masif dan tepat.
Kekhawatiran ini disampaikan Syamsuri, salah satu petani yang tanaman padinya mengalami kerusakan berat akibat serangan hama tikus. Saat diwawancara pada 24 April 2024, ia mengatakan serangan tikus merusak lebih dari 50 persen tanaman padi miliknya.
Tidak hanya di lahan Syamsuri, tanaman padi petani lainnya di hamparan persawahan ini juga banyak yang mengalami kerusakan akibat serangan tikus. Serangan hama tikus tahun ini diakui petani lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Syamsuri mengakui penanganan tikus hanya dilakukan sesuai kemampuan petani, seperti dengan cara memberikan umpan racun. Namun, cara ini dinilai belum maksimal mengatasi serangan tikus. Hal ini membuat Syamsuri dan petani lain khawatir hasil panen tidak sesuai harapan mereka.
“Terpaksa ai kami ini, kaya hama tikus tuh kami beri obat racun tikus, jadi membersih-bersihkan galangannya. Jadi itu dulu pencegahan kami yang pertama dulu. Soalnya apa, kalau kada kaya itu, bertambah—bukannya untuk menghilangkan, tapi mengurangi kendalanya tikus. Jadi yang lobang itu kami buati obat, diasapi itu wereng aja. Cuma kami mencegah aja. (Dibandingkan serangan tahun sebelumnya, tahun ini gimana, Pak?) Kalau tahun tadi kurang, tapi lebih banyak tahun ini. Lebih parah tahun ini. Ini baru lokalan di sini aja, belum lagi lokalan yang di belakang, lebih banyak lagi.” ujar Syamsuri, Petani Padi Wilayah Kelurahan Agung.
Hamparan sawah di Kelurahan Agung ini menjadi salah satu hamparan sawah yang luas di Kecamatan Tanjung. Sehingga jika produktivitas menurun, akan memengaruhi produktivitas lokal, mengingat masa panen diperkirakan akan berlangsung dalam dua hingga tiga bulan mendatang.
(Muhammad Khairillah, TV Tabalong)