Di tahun 2024, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tabalong mengembangkan 10 perpustakaan desa yang ada di Tabalong menjadi perpustakaan desa berbasis inklusi sosial. Dengan demikian, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat membaca, namun juga menjadi tempat beraktivitas masyarakat untuk mengembangkan potensinya.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tabalong, Norhayati, saat ditemui di ruang kerjanya. Selain mengembangkan 10 perpusdes menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial, di tahun 2024 juga terdapat 5 perpustakaan kelurahan yang mendapat bantuan pengembangan dari Perpustakaan Nasional untuk menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Norhayati mengatakan, berdasarkan data hingga tahun 2024, terdapat 62 perpustakaan desa dan kelurahan di Tabalong yang telah mereplikasi program perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk perpustakaan desa atau kelurahan di Kabupaten Tabalong sampai tahun 2024 berjumlah 62 perpustakaan desa dan kelurahan,” ujar Norhayati, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tabalong.
Norhayati menambahkan, adanya pengembangan perpustakaan desa dan kelurahan menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan langkah Dispersip Tabalong untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat beraktivitas masyarakat. Perpustakaan tidak hanya menyediakan akses informasi melalui berbagai koleksi buku bacaan, tetapi juga menjadi fasilitas bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi mereka.
(Nova Arianti/TV Tabalong)
