Home Kesehatan Tingkatkan Kualitas Hidup Bayi, Dinkes Tabalong Latih Nakes Skrining Bayi Baru Lahir

Tingkatkan Kualitas Hidup Bayi, Dinkes Tabalong Latih Nakes Skrining Bayi Baru Lahir

by iin hendriyani

Dinas Kesehatan Tabalong terus berkomitmen dalam upaya deteksi dini penyakit bawaan pada bayi baru lahir, melalui kegiatan pertemuan skrining yang diikuti puluhan tenaga kesehatan dari berbagai fasilitas kesehatan, sehingga dapat memastikan kualitas hidup bayi.

Dinas Kesehatan Tabalong menggelar pertemuan skrining bayi baru lahir yang diikuti 83 peserta dari berbagai faskes di Tabalong. Pertemuan yang digelar pada 14 Juli 2025 ini merupakan salah satu upaya Dinkes menekan angka kematian bayi dengan meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam mendeteksi dini penyakit bawaan pada bayi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tabalong, Catur Yudha Murtopo, menuturkan pertemuan skrining bayi ini menjadi langkah penting untuk memastikan kondisi kesehatan bayi sejak lahir, sehingga bisa segera ditindaklanjuti dan meningkatkan kualitas hidup bayi ke depannya.

Catur Yudha berharap melalui kegiatan pertemuan ini, para tenaga kesehatan yang melaksanakan kegiatan skrining dapat menjadi lebih terampil, sehingga dapat menghindari kesalahan pada pemeriksaan bayi baru lahir.

“Jadi kita berharap nanti ke depannya bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini, para tenaga kesehatan — khususnya dalam melaksanakan kegiatan skriningnya nanti di lapangan ataupun di tempat mereka bertugas — bisa terampil dan kemudian tidak ada kesimpangsiuran ataupun bias dalam pengambilan sampel, karena pengambilan sampel salah satunya menggunakan darah yang ada pada bayi tersebut.” ujar Catur Yudha Murtopo, Kabid Kesmas Dinkes Tabalong.

Kegiatan diisi oleh dr. Lenny Sintia Hafiz, yang merupakan dokter spesialis anak konsultan neonatologi di RSUD Badaruddin Kasim. Ia menjelaskan, skrining bayi baru lahir ini merupakan program strategis nasional untuk menekan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas hidup bayi.

Materi skrining khususnya meliputi pendeteksian hipotiroid, defisiensi enzim G6PD, dan hiperplasia adrenal kongenital yang berdampak pada kualitas hidup anak. Dokter Lenny meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan proses skrining bayi, lantaran seluruh proses termasuk dalam fasilitas pelayanan kesehatan yang ditanggung BPJS.

“Jadi ini sudah masuk dalam fasilitas pelayanan kesehatan yang pasti ditanggung BPJS. Jadi semua masyarakat tidak dikenakan biaya. Ini adalah semacam rangkaian kegiatan pemeriksaan pada semua bayi baru lahir. Kemudian, pada saat dia pulang atau masih dirawat di rumah sakit, diperiksa di tumit. Kalau dia positif, baru kita lacak ke darahnya. Satu pemeriksaan saja sudah bisa periksa tiga: G6PD, hipotiroid kongenital, sama CA atau hipotiroid krisis. Kalau hipotiroid kongenital, dampaknya kalau kita tidak deteksi, itu menyebabkan turunnya IQ pada bayi.” ujar dr. Lenny S. Hafiz, Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi.

Dokter Lenny pun berharap, untuk memastikan kualitas hidup bayi, masyarakat diminta untuk berpartisipasi pada program skrining ini, sehingga dapat menghindari segala risiko yang dapat mengurangi kualitas hidup bayi baru lahir.

(Dano Nafarin / TV Tabalong)

You may also like

Leave a Comment