Semangka menjadi salah satu tanaman yang potensial dibudidayakan di Tabalong, karena pangsa pasar yang tinggi serta harga yang bersaing. Sayangnya, tak banyak budidaya semangka di Tabalong yang bisa menghasilkan panen maksimal. Namun, dengan metode polinasi manual, petani di Desa Bintang Ara berhasil membudidayakan semangka dengan hasil panen meningkat 2 kali hingga 3 kali lipat dari pertanian semangka lainnya.
Beginilah proses polinasi atau penyerbukan manual yang dilakukan para petani semangka di Desa Bumi Makmur, Kecamatan Bintang Ara. Polinasi atau penyerbukan dilakukan dengan mengumpulkan bunga jantan dari pohon semangka biji, yang kemudian dibubuhkan atau ditempelkan ke bunga betina semangka nonbiji, atau bunga yang sudah memiliki pangkal buah seperti ini.
Waktu polinasi pada semangka nonbiji biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 21 hingga 28 hari setelah masa tanam, dengan waktu penyerbukan paling efektif yakni antara pukul 06.00 hingga 09.00 pagi.
Petani semangka, Aji, menjelaskan bahwa perkawinan semangka tidak harus dilakukan dengan cara manual dan dapat memanfaatkan peran alam seperti angin, air, dan juga serangga. Namun, hal ini dinilai tidak efektif karena tidak meratanya proses penyerbukan, sehingga berdampak pada jumlah hasil panen yang tidak maksimal.
Dengan proses polinasi manual, para petani dapat memastikan pemerataan penyerbukan dengan proses perkawinan, sehingga dipastikan setiap pohon akan berbuah.
Aji juga menambahkan, dengan polinasi manual, hasil panen dua kali lipat lebih banyak dibandingkan hanya berharap dengan polinasi alami. Ia mengungkapkan, sebelumnya ia menanam semangka di lahan 1 hektare hanya menghasilkan 5 hingga 6 ton, namun dengan polinasi manual hasil panen mencapai 10 hingga 15 ton.
“Lebih baik kawin manual dibandingkan kawin alami, sebab kawin alami itu tergantung serangga yang membawa serbuk itu ke tempat yang mau dipolinasi itu. Jadi lebih menguntungkan pakai manual daripada yang alami. Dan hasilnya lebih banyak kawin manual daripada kawin alami.” ujar Aji, Petani Semangka.
Selain proses polinasi, terdapat sejumlah faktor penting lainnya yang memiliki peran penting dalam penanaman semangka, yakni di antaranya pengolahan lahan, pemilihan varietas bibit, penanaman yang benar, serta perawatan dan penyiraman.
(Maria Ulfah, TV Tabalong)