Keluarga besar Juriat Manyampir Buhaya yang didukung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tabalong kembali melaksanakan tradisi Manyampir Buhaya, pada Kamis 27 November 2025, di Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong. Tradisi turun-temurun tersebut digelar sebagai bentuk pelestarian budaya.
Manyampir Buhaya tidak hanya menjadi tradisi turun-temurun, namun telah masuk dalam Warisan Budaya Takbenda Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Dalam tradisi ini dilakukan beberapa tahapan, mulai dari badusus atau babarasi pusaka, menyajikan wadai 41 macam, bapantul, malabuh, hingga menyajikan beberapa kesenian lainnya seperti seni tari, bakuntau, dan lain sebagainya.
Juriat Manyampir Buhaya, Ernawati, menuturkan Manyampir Buhaya rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya yang menjadi peninggalan nini datu juriatnya terdahulu.
“Kegiatan acara tahunan yang diadakan, jadi tiap tahun bentuk melestarikan budaya urang bahari. Jadi prosesnya itu dari mulai semalam babarasi pusakanya, jadi hari ini mamandii. Habis mamandii itu intinya kita ke sungai Manyampir Buhaya, tapi bahasa kampung di sini malabuh. Itu mengingat leluhur bahari, jadi kami selaku juriat melestarikan adat budaya padatuan bahari.” — Ernawati, juriat Manyampir
Ernawati menambahkan, kegiatan ini juga sebagai sarana silaturahmi yang menjadi turunan langsung keluarga besar Juriat Manyampir Buhaya. Selain itu kegiatan ini juga dilaksanakan setiap tahun sebagai kepercayaan warga untuk sarana tolak bala, baik bagi dirinya pribadi maupun bagi anak-cucu juriat lainnya.
Gazali Rahman, TV Tabalong melaporkan.
