Sebagai salah satu sekolah inklusi mendukung anak berkebutuhan khusus, SDN 1.2 Belimbing Raya saat ini menampung 49 siswa ABK dengan beragam jenis disabilitas. Seperti tunagrahita, autis ringan, hiperaktif, dan kesulitan belajar. Program sekolah inklusi memberikan kesempatan bagi siswa ABK untuk tetap berada di sekolah umum dan bersosialisasi dengan siswa lainnya.
Namun dalam pelaksanaannya, pihak sekolah menghadapi kendala, khususnya dukungan anggaran untuk pendamping siswa ABK. Selama ini proses penggajian guru pendamping ABK masih bergantung pada orang tua murid. Pihak sekolah menilai hal ini menyebabkan pendidikan untuk anak ABK belum optimal, karena tak semua orang tua dengan anak ABK mampu membayar guru pendamping.
Kepala SD Negeri 1.2 Belimbing Raya berharap ada kebijakan khusus berupa dukungan untuk guru pendamping ABK. Sehingga semua anak ABK yang bersekolah di sekolah inklusi dapat memiliki guru pendamping.
“Kemudian juga masalah guru damping, terkait penggajian guru damping, kami serahkan kepada orang tua siswa. Jadi pemerintah belum ada menganggarkan. Kami meminta dengan hormat agar pemerintah daerah memberi perhatian terhadap guru damping ini,” jelas H. Karnadi Helmi, Kepala Sekolah SDN 1.2 Belimbing Raya.
Pada SDN 1.2 Belimbing Raya terdapat 28 guru damping bagi ABK yang menempuh pendidikan. Pihak sekolah berharap Pemkab Tabalong dapat membuat kebijakan terkait guru pendamping ABK, agar program inklusi dapat berjalan lebih optimal dan memberikan kesetaraan pendidikan bagi semua siswa.
Muhammad Khairillah, TV Tabalong melaporkan.
