Pengelola perpustakaan kelurahan dan desa menyambut baik diselenggarakannya Bimtek Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Pasalnya, bimtek tersebut membantu menambah wawasan pengelola untuk mengaktifkan kembali perpustakaan, terutama bagi pengelola yang baru dibentuk.
Bimbingan teknis Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial diselenggarakan selama tiga hari, dari tanggal 25 sampai dengan 27 Februari 2025, oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tabalong di Pembataan, Kecamatan Murung Pudak. Bimtek ini diikuti oleh 20 pengelola perpustakaan dari 10 kelurahan dan desa se-Tabalong.
Salah satunya adalah pengelola Perpustakaan Kelurahan Belimbing, Muliati. Ia menceritakan bahwa perpustakaan mereka tidak berjalan karena keterbatasan bahan bacaan dan tempat yang tidak representatif. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya bimtek ini, perpustakaan dapat diaktifkan kembali melalui pendampingan dari Dispersip Tabalong.
“Menurut ulun sangat baik, jadi ibaratnya menambah pengetahuan ulun tentang pentingnya literasi. Terus tentang pendampingan dari Dinas Perpustakaan terkait adanya perpustakaan di kelurahan,” ujar Muliati, Pengelola Perpustakaan Belimbing.
Sementara itu, pengelola Perpustakaan Desa Wayau, Aldianor, merasa terbantu dengan adanya bimtek ini. Pasalnya, perpustakaan mereka dikelola oleh orang-orang baru, sehingga perlu mempelajari lebih dalam mengenai pengelolaan perpustakaan, terutama yang berbasis inklusi sosial.
“Bimtek ini bisa saja, Pak. Apa jurang tu namanya, terbantunya administrasi pembukuan kami, Pak. Masalahnya orang-orang, apa jurang tu, Pak. Masalahnya di wadah kami, Pak. Semalam pergantian orangnya, Pak. Ini yang baru pulang, Pak,” ujar Aldianor, Pengelola Perpustakaan Wayau.
Selain pengelola Perpustakaan Belimbing dan Wayau, Bimtek Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial juga diikuti oleh pengelola Perpustakaan Agung, Garagata, Namun, Simpung Layung, Usih, Tanta, Walangkir, dan Batang Banyu.
(Alfi Syahrin, TV Tabalong)