Meski Tabalong saat ini belum memasuki musim kemarau, potensi kebakaran hutan dan lahan mulai menjadi perhatian di sejumlah daerah. Meskipun intensitas hujan masih fluktuatif di Tabalong, namun BPBD telah mencatat dua kasus karhutla.
Kepala Pelaksana BPBD Tabalong, Haris Fakhrozi, menjelaskan bahwa saat ini Tabalong masih dalam musim penghujan. Pihaknya pun masih menunggu rilis resmi dari BMKG terkait prakiraan cuaca kemarau tahun ini.
Meski belum sepenuhnya masuk musim kemarau, namun sejumlah daerah di Indonesia telah menaruh perhatian pada bencana karhutla. Di Tabalong saja, dalam beberapa waktu terakhir telah tercatat dua kali insiden karhutla, yakni di wilayah Cakung Desa Kasiau dan Jalan Nan Sarunai. Situasi ini menjadi perhatian serius, meski secara umum status bencana di Tabalong masih berada dalam kategori sedang berdasarkan Indeks Risiko Bencana.
“Untuk posko karhutla belum, ya. Sementara ini kita belum menerima rilis BMKG terkait dengan prakiraan cuaca musim kemarau. Tapi memang ada beberapa daerah lain, dan khususnya di nasional, sudah dilakukan apel kesiapsiagaan menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Itu nanti kalau kita sudah lakukan rapat koordinasi dan itu keputusan kepala daerah, kemudian akan kita lakukan kesiapsiagaan dengan apel melibatkan semua stakeholder yang terlibat. Kemudian, kita akan mendirikan posko karhutlanya.” ujar Haris Fakhrozi, Kalak BPBD Tabalong.
BPBD Tabalong juga terus memantau perkembangan di lapangan dan siap menggelar apel siaga serta mendirikan posko bila kondisi menunjukkan peningkatan risiko. BPBD mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, serta segera melaporkan titik api jika ditemukan.
(Muhammad Ariadi/TV Tabalong)