Guna mempercepat penurunan angka stunting, Pemkab Tabalong melakukan bimbingan teknis (Bimtek) TPPS bersama seluruh kepala desa dan lurah. Diharapkan melalui Bimtek tersebut, sinergitas seluruh stakeholder meningkat.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tabalong menggelar Bimbingan Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Senin, 11 November 2024, di Aston Tanjung City Hotel, Mabuun, Kecamatan Murung Pudak.
Bimtek TPPS ini diikuti 131 peserta utama, terdiri dari 121 kepala desa dan 10 lurah se-Tabalong. Selain itu, Bimtek juga diikuti seluruh camat dan unsur Forkopimda Kabupaten Tabalong.
Kepala DPMD Tabalong, Achmad Rahadian Noor, dalam sambutannya menyampaikan tujuan Bimtek ini untuk meningkatkan pemahaman pemerintah desa dan kelurahan mengenai TPPS. Diketahui, TPPS merupakan tim yang bertugas untuk melakukan koordinasi, sinergi, dan evaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting.
“Seiring dengan menegaskan kembali peran dan fungsi utama TPPS dalam mewujudkan konvergensi pencegahan stunting di desa dan kelurahan, kerja sama berbagai pihak sangat ditekankan, terutama terkait masalah kesehatan dan stunting. Segala hal yang berkaitan dengan peran dan tugas dapat dibahas dalam rumah desa sehat yang mencakup berbagai elemen dan unsur masyarakat,” ujar Achmad Rahadian Noor, Kepala DPMD Tabalong.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah Tabalong, Fitri Hernadi, menuturkan bahwa percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara bersinergi oleh seluruh stakeholder dari tingkat pemerintah pusat hingga desa, termasuk pihak swasta. Diharapkan semua lini masyarakat memiliki peran masing-masing, agar semua komponen dapat digerakkan untuk menghasilkan program penurunan stunting.
Fitri menyebutkan, ada dua program yang akan dilaksanakan pada tahun 2025 terkait stunting, yakni program makan bergizi gratis dan cetak sawah. Program makan bergizi gratis menjadi salah satu variabel agar anak-anak lebih sehat. Sementara, produktivitas pangan harus ditingkatkan, sehingga dari tahun 2025 sampai dengan 2027, Kalimantan Selatan ditargetkan mencetak 500 ribu hektar sawah, di mana 17 ribu hektar berada di Kabupaten Tabalong.
“Banyak sektor nanti yang mungkin membuat bapak ibu terkaget-kaget. ‘Loh, ini ternyata ada hubungannya, loh ini ada hubungannya.’ Jadi bapak ibu bersiap-siap, kita akan punya banyak pekerjaan rumah yang harus kita sinergikan, akomodasi, dan sampaikan kepada masyarakat. Kita ingin bergerak cepat, kita akan berlari, jangan sampai kalah dari negara-negara yang dulu di tahun 70-an belajar ke Indonesia, seperti Malaysia, Vietnam, dan China. Mereka belajar ke Indonesia, sekarang mereka sudah jauh melampaui kita, dan kita ingin mengejar ketertinggalan itu,” ujar Fitri Hernadi, PJ Sekda Tabalong.
Dalam rapat ini juga disampaikan target prevalensi stunting tahun 2025 untuk Kabupaten Tabalong sebesar 9 persen, Kalimantan Selatan 21,6 persen, dan nasional 18,8 persen. Sementara, menurut Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, angka stunting Kabupaten Tabalong sebesar 18,1 persen, Kalimantan Selatan 24,7 persen, dan nasional 21,5 persen. Berdasarkan e-PPGBM Dinas Kesehatan Tabalong hingga Agustus 2024, angka stunting Tabalong tercatat 7,49 persen, yang menandakan target stunting sudah tercapai dan perlu dipertahankan.
(Alfi Syahrin, TV Tabalong)