Berbekal semangat pelestarian alam, Komunitas Kopi Basamut menyusuri hutan pedalaman Kampung Sulangai, Kecamatan Jaro, untuk mengumpulkan tanaman langka yang kini mulai sulit ditemukan.
Dalam aksi konservasi tersebut, mereka berhasil mengamankan 500 bibit tanaman endemik, mulai dari buah-buahan khas Kalimantan hingga pohon peneduh, yang akan ditanam di bantaran sungai rawan longsor dan dibudidayakan untuk menjaga warisan hayati lokal.
Sebanyak 15 orang, terdiri dari anggota Komunitas Kopi Basamut dan warga, menyusuri hutan di Kampung Sulangai, Desa Solan, Kecamatan Jaro, pada Minggu, 22 Juni 2025. Aksi komunitas ini bertujuan mengumpulkan bibit tanaman endemik Tabalong yang berada di hutan Kampung Sulangai.
Dari penyisiran ini, Komunitas Kopi Basamut bersama warga setempat berhasil mengumpulkan 500 bibit tanaman yang sudah sangat jarang ditemukan. Terdiri dari 321 tanaman buah endemik seperti bubuku, binturung, mahrawin, kaliwin, palajau, kumbayau, dan lainnya. Serta 179 bibit tanaman kayu dan peneduh seperti ulin, lanan, sintuk, saluang bilum, akar kuning, dan anggrek tanduk rusa.
Tanaman pohon tersebut akan digunakan untuk konservasi di sepanjang bantaran sungai yang rawan longsor di wilayah perkotaan. Sementara tanaman buah dipelihara untuk dibudidayakan agar tidak punah.
“Kemarin kita mendapatkan bibit, sekitar 500-an bibit. Di antaranya itu ada 321 bibit tanaman buah endemik, dan juga 179 itu tanaman kayu produksi dan kayu peneduh. Jadi kemarin, untuk bibit-bibit itu sudah kita bawa ke pembibitan untuk proses karantina,” ujar Padlianoor, Humas Kopi Basamut.
Bibit yang dikumpulkan langsung dibawa ke lokasi pembibitan untuk dikarantina sebelum ditanam. Komunitas Kopi Basamut menyebut aksi ini sebagai upaya menjaga keragaman hayati lokal sekaligus mendorong kesadaran lingkungan.
Pelestarian flora endemik dinilai penting untuk menjaga keseimbangan ekologi di kawasan bantaran Sungai Tabalong yang terus mengalami tekanan alam dan aktivitas manusia.
(Muhammad Khiarillah / TV Tabalong)