Home Blog Harga Cabai Naik karena Petani Gagal Panen akibat Hujan

Harga Cabai Naik karena Petani Gagal Panen akibat Hujan

by iin hendriyani

Selain bawang, komoditas cabai-cabaian juga mengalami kenaikan harga akibat faktor cuaca. Cuaca hujan saat ini menyebabkan sejumlah lahan cabai kebanjiran, terutama di daerah dataran rendah, sehingga banyak petani cabai di Tabalong yang gagal panen.

Harga cabai-cabaian naik dari 15 ribu hingga 30 ribu rupiah per kilogram pada awal tahun 2025 di Pasar Tanjung. Kenaikan harga cabai ini bervariasi tergantung jenisnya. Harga cabai rawit dari 70 ribu menjadi 100 ribu rupiah, cabai tiung dan cabai merah besar sama-sama dari 40 ribu menjadi 60 ribu rupiah, cabai hijau besar dari 20 ribu menjadi 40 ribu rupiah, serta cabai keriting dari 35 ribu menjadi 50 ribu rupiah.

Ketua Kelompok Tani Tekad Maju, Zainudin, yang ditemui pada Minggu, 5 Januari 2025, di Desa Uwie, Kecamatan Muara Uya, mengatakan kenaikan harga cabai lumrah terjadi karena menyesuaikan faktor cuaca yang tidak menentu. Saat ini, curah hujan cukup tinggi menyebabkan petani gagal panen, terutama di daerah dataran rendah.

“Kebanjiran itu sehari semalam sudah artinya itu tanaman itu bisa mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, pasokan lombok berkurang, jadi otomatis karena pasokan lombok itu kurang, otomatis bagi pengepulnya itu bersaing, artinya itu untuk mendapatkan barang itu, jadi mau kada mau istilahnya itu harganya melonjak,” ujar Zainudin, Ketua Poktan Tekad Maju.

Zainudin sendiri menanam cabai tiung, cabai merah besar, dan cabai hijau besar. Adapun harga jual di tingkat petani untuk cabai tiung dan cabai merah sekitar 55 ribu rupiah per kilogram, dan cabai hijau besar di atas 20 ribu rupiah per kilogram.

Zainudin berharap, pemerintah dapat mengambil kebijakan dan solusi terbaik terhadap melonjaknya harga cabai, agar masyarakat dan petani sama-sama sejahtera.

(Tim TV Tabalong)

You may also like

Leave a Comment