Home Editor's Picks Petani Desa Juai Sukes Kembangkan Pepaya California, Keuntungan Capai Jutaan Rupiah

Petani Desa Juai Sukes Kembangkan Pepaya California, Keuntungan Capai Jutaan Rupiah

by tabalong hari ini
0 comment

Melihat produktivitas karet yang mulai menurun, salah seorang petani di Desa Juai, Kecamatan Tanjung, mulai mencoba berbudidaya pepaya. Hasilnya pun kini telah dijual di pasar-pasar yang ada di Kabupaten Tabalong, bahkan masuk ke pasar provinsi tetangga.

Ialah Rahmi, warga Desa Juai, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong. Pria berusia 33 tahun ini mulai beralih yang dulunya menjadi petani karet, kini menjadi petani pepaya. Rahmi mulai menanam pepaya pada tahun 2022 di lahan seluas setengah hektar. Lahan ini pun dulunya merupakan lahan karet yang dialihfungsikan menjadi lahan pepaya.

Di lahan ini, Rahmi menanam 150 pohon pepaya dengan jenis California. Jenis California dipilih karena buah dan rasa yang dihasilkan berkualitas baik. Selain itu, juga pepaya jenis California sangat digemari oleh para konsumen.

Secara umum, pepaya California sudah bisa dipanen pertama kali saat tanaman berumur 8 sampai 9 bulan sejak tanam, dengan umur produktivitas hingga mencapai 4 tahun. Pada satu pohon, pepaya California mampu menghasilkan puluhan buah. 5 bulan terakhir ini, Rahmi telah menikmati pundi-pundi rupiah dari pepaya yang ia tanam. Pepaya California ini ia jual dengan harga 5 ribu rupiah per kilogram, dan dalam sebulan Rahmi mampu meraup untung sebesar 2 juta 500 ribu rupiah.

Rahmi mengatakan, penjualan pepaya California sangat mudah karena para pembeli biasanya langsung datang ke kebun miliknya. Selain itu, pepaya California ini telah dipasok di beberapa pasar di Kabupaten Tabalong bahkan sampai ke pasar yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Rahmi menilai budidaya pepaya lebih menjajikan dibandingkan tanaman karetnya yang dulu mengalami penurunan produktivitas.

Baca Juga  Harga Cabai Makin "Pedas" di Pasar Kapar Murung Pudak

“Perbedaannya kalau untuk sekarang lebih menjajikan untuk tanaman papaya karena harga karet, produksi karet sekarang itu jauh lebih menurun dibanding beberapa tahun yang lalu. Nah jadi saya memikirkan kalau bertanam karet terus itu pasti kita akan mengalami kemunduran nantinya makanya saya merubah prosesi petani karet menjadi petani pepaya karena sangat menjajikan dan prospek pasarnya pun luas,” ujar Rahmi.

Melihat hasil yang menjanjikan, Rahmi berencana akan mengembangkan lahan tanam pepaya menjadi total 2 hektar. Rahmi menambahkan, selain menjual buah pepaya segar, kini ia juga mendapat pelatihan oleh pemerintah Desa Juai untuk pengolahan hasil pepaya menjadi berbagai produk makanan dan minuman untuk menambah nilai jual. Hal ini dilakukan pemerintah desa karena saat ini telah terdapat 20 orang petani yang membudidayakan pepaya.

Nova Arianti, TV Tabalong.

Related Articles

Leave a Comment