Bawang merah menjadi salah satu komoditas yang seringkali menyebabkan inflasi di Tabalong. dalam beberapa pekan terakhir saja, harga bawang merah di Tabalong melonjak tajam, dari yang biasanya Rp 30.000 hingga Rp 40.000/kg, kini menjadi Rp 80.000/kg. Saat ini ketersediaan bawang merah di Tabalong sebagian besar merupakan pasokan dari luar daerah, sehingga harganya menjadi tidak stabil.
Pemkab Tabalong dalam beberapa tahun terakhir gencar mendorong petani untuk membudidayakan bawang merah dalam memenuhi kebutuhan lokal. Berdasarkan data terakhir di Tahun 2021, bawang merah di Tabalong dibudidayakan di lahan seluas 6 hektar dengan hasil 98 ton. Namun sayangnya, hasil ini masih jauh untuk memenuhi kebutuhan lokal yang mencapai 655 ton per tahun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Tabalong, Mohamad Mugeni menjelaskan, dari upaya budidaya bawang merah beberapa tahun terakhir ini, pihaknya mempelajari hal-hal yang dibutuhkan petani. Saat ini DKPPTPH Tabalong tengah mengupayakan gudang penyimpanan bawang merah yang dibutuhkan petani, agar daya simpannya bisa lebih panjang.
“Kalau di bawang ini petani kita kemarin kan sudah punya tingkat hasil bawang merah yang cukup tinggi tapi kendala penyimpanan kemarin yang belum bisa di kuasai, sehingga para petani bawang juga sekarang masih mau belajar bahkan mau mengharap bantuan dari pemerintah gudang penyimpanan nya, sehingga pengalaman yang telah lalu itu produksi bawang yang bagus tapi ketika penyimpanan tidak ada maka kualitas bawang nya menjadi menurun akhirnya pendapatan masyarakat menjadi tidak sesuai nah dengan kondisi itu para petani meninggalkan,” terang Mohamad Mugeni, Kepala DKPPTPH Kabupaten Tabalong.
Untuk Tahun 2022 ini melalui dana APBD provinsi, Kabupaten Tabalong telah melakukan tanam bawang merah di area lahan seluas 2 hektar, pada Bulan Mei 2022 lalu, di Desa Padang Panjang Kecamatan Tanta dan Desa Maburai Kecamatan Murung Pudak.
(Nova Arianti, TV Tabalong)
